Jimi Ditabrak dan Ditinggalkan Dalam Kondisi Luka Parah
Mendengarkan laporan tersebut, petugas jaga rumah sakit langsung mengambil ambulan dan menjemput korban.
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Jimi Oftur (24) menjadi korban tabrak lari di Simpang Kabil tepatnya di depan Kepri Mall, Minggu (24/4/2016) pagi. Saat ini, Jimi dirawat di rumah sakit Awal Bros Batam.
Fauzan, kakak kandung korban yang ditemui di RS Awal Bros menceritakan, dari keterangan pihak rumah sakit sekitar pukul 06.00 WIB ada seorang warga yang melapor kalau ada korban tabrak lari yang terkapar di depan Simpang Kabil.
Mendengarkan laporan tersebut, petugas jaga rumah sakit langsung mengambil ambulan dan menjemput korban.
"Tadi pengendara lain yang menolong adik saya. Dia tidak berani mengangkat karena sudah parah. Makanya dia lapor ke Rumah sakit dan dijemput sama ambulan," sebut Fauzan.
Menurut Fauzan, pagi itu adiknya mengendarai sepeda motor Honda Beat dengan nopol BP 3954 CG.
Jimi hendak pulang ke rumahnya yang berada di kawasan Sakura permain Batam Centre, sejauh ini belum diketahui siapa pelaku yang sudah menabrak adiknya tersebut.
"Tidak ada yang tahu siapa yang menabrak adik saya ini. Karena kondisinya dia sudah terkapar dan masih di Rawat di IGD Awal Bross," sebutnya lagi.
Sementara pihak keluarga tahu setelah salah seorang petugas rumah sakit datang kerumah dan mengabarkan kalau pelaku lagi dirumah sakit.
"Keluarga saya tahu sekitar pukul 07.30 WIB. Orang rumah sakit langsung kerumah saya," tambahnya.
Kejadian ini sudah dilaporkan ke Unit Lantas Polresta Barelang. Fauzan berharap kasus yang diderita adiknya ini segara terkuak dan pelaku bisa segera ditahan.
Dari pantauan dirumah sakit, Jimi terlihat sangat parah. Bagian mukanya hancur akibat kecelakaan tersebut.
Dikatakan Fauzan, dagu dan tulang rahangnya patah. Dari mata sebelah kiri terus mengeuarkan darah.
"Takutnya kena saraf matanya," tutupnya.
Sementara itu, keluarga yang lain terlihat duduk diruang tunggu untuk memantau perkembangan kesehatan korban.
Mereka berharap, korban bisa pulih seperti sedia kala dan bisa melakukan aktifitasnya sebagai mahasiawa. (*)