Enam Pegawai Kemenkumham Riau Positif Konsumsi Narkoba
Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Ferdinan Siagian, memastikan enam pegawainya positif mengkonsumsi narkoba berdasar tes urine.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Ferdinan Siagian, memastikan enam pegawainya positif mengkonsumsi narkoba berdasar tes urine.
"Tadi diperiksa sepuluh orang pegawai. Hasilnya enam positif. Selanjutnya mereka akan dilakukan rehabilitasi di Kabupaten Kampar,"terang Ferdinan di kantor BNN Provinsi Riau, Selasa (26/4/2016).
Menurut dia, mereka yang positif menggunakan narkoba akan dihabilitasi, untuk kemudian kembali dites urine.
"Jika positif lagi, maka langsung dipecat. Tidak ada toleransi lagi," tegas Ferdinan.
Sepuluh pegawai yang diperiksa sebelumnya sudah menjalani proses rehabilitasi, namun berdasarkan pengecekan urine mereka masih positif menggunakan narkoba.
Ferdinan memantau langsung proses tes urine sepuluh orang pegawainya, sejak awal datang hingga pengambilan sampel urine sampai hasilnya diketahui.
Enam Pejabat Batam Jadi Pelanggan
Tujuh PSK yang mangkal di blog Cewek Panggilan Batam membeberkan keterangan mengejutkan, ada enam pejabat di Batam kerap menggunakan jasa mereka.
Nama-nama pejabat ini sudah dikantongi penyidik Polresta Barelang dan secepatnya akan memanggil mereka untuk dimintai keterangan terkait kasus prostitusi online tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Memo Ardian, mengatakan tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah para pejabat yang menggunakan jasa PSK menerima gratifikasi seks atau tidak.
"Dari sana kita ketahui para pejabat ini ada unsur gratifikasi seksnya atau tidak. Sebab, dari keterangan para saksi, ada enam pejabat publik di sini yang sering memakai mereka," Memo menerangakan.
Selain para pejabat Batam, pejabat dari luar Kota Batam, pengusaha kaya juga kerap meminta dilayani para PSK yang tergabung dalam blog Cewek Panggilan Batam ini.
"Selain pejabat juga ada para pengusaha dari luar Batam. Bahkan juga ada para pengusaha yang berasal dari Singapura," sambung Memo.
Ditanyakan siapa saja inisial para pejabat publik tersebut dan apakah ada hubungannya dengan para pengusaha ini, Memo belum mau memberikan secara rinci.
"Setelah kita panggil baru nanti akan kita jelaskan siapa saja orang-orangnya," kata dia.
Dalam kasus ini polisi sudah menetapkan empat tersangka dengan rincian dua sebagai pengelola dan operator, satu tukang ojek, satu sisanya perantara.
Para tersangka saat ekspose perkara enggan memberikan keterangan terkait bisnis lendir yang mereka tawarkan.