Sri Sultan: Salah Asuhan Orangtua, Anak Pintar Pada Akhirnya Bisa Menembak Orang
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menilai tiga remaja menembak warga memakai air softgun di Bantul tak sekadar kenakalan remaja.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menilai tiga remaja menembak warga memakai air softgun di Bantul tak sekadar kenakalan remaja.
Bila dirunut ke belakang, kemungkinan akar persoalan berada di pendidikan karakter keluarga. Belum lama ini polisi mengamankan tiga remaja karena menembak warga menggunakan air softgun.
"Enggak logis kalau sekadar kenakalan. Masa ya tiru-tiru, masa iya enggak tahu itu akan merugikan orang lain," jelas Sultan ketika dimintai pendapat di Kepatihan, Yogyakarta, Senin (2/5/2016).
Sultan mengungkapkan, bahwa orangtua berperan besar mengawasi polah anaknya, bukan untuk mengekang atau membatasi kebebasannya, tapi lebih memperhatikan mereka bagaimana bersosialisasi dengan dunia luar sejak anak-anak.
"Misalkan anak sedari SD tidak bisa menikmati dunia anak-anaknya. Ketika dia pulang sekolah disuruh les ini itu, lalu disuruh diam di rumah untuk nonton TV, hingga anak tidak bersosialisasi," tutur dia.
Hal demikain, kata Sultan, akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan karakter anak ketika beranjak remaja hingga dewasa.
Belum lagi orangtua yang menuntut anaknya pintar, tapi akhirnya menjadi tidak beradab. Membentuk karakter anak sesuai dengan keinginan orang tua, bukan dengan melihat bakat dan potensi anak.
"Anak pintar juga pada akhirnya bisa menembak, karena faktor psikologis di lingkup keluarga tersebut," beber dia.
Ia berpesan kepada orangtua untuk memperhatikan pendidikan karakter yang diterapkan di lingkup keluarga. Caranya bukan hanya teori, namun diwujudkan lewat tindakan yang nyata.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.