Pesan Ibunda Jangan Pulang Malam, Ternyata Komang Tak Pernah Kembali
Mang Wik ditemukan tergeletak di tengah Jalan Raya Singaraja-Seririt, Desa Tukadmungga, Buleleng, Kamis (5/5/2016) sekitar pukul 00.30 Wita.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Luh Srinten (60) tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya ketika teringat anak ketiganya, Komang Suardianata (34) di rumah duka Banjar Dharmayadnya, Desa Tukadmungga, Buleleng, Bali, Jumat (6/5/2016).
Ia terus saja menangis ketika mengingat anaknya yang akrab disapa Mang Wik ini meninggal dunia yang diduga korban tabrak lari.
Mang Wik ditemukan tergeletak di tengah Jalan Raya Singaraja-Seririt, Desa Tukadmungga, Buleleng, Kamis (5/5/2016) sekitar pukul 00.30 Wita.
Kepalanya berdarah dan sepeda motor Suzuki Shogun DK 1647 UY miliknya hancur di bagian depan tidak jauh dari tempat pria ini ditemukan tergeletak.
Saat itu, Mang Wik yang masih sekarat langsung dilarikan ke RSUD Buleleng untuk menjalani pemeriksaan medis.
Namun pukul 20.00 Wita anak ketiga dari tiga bersaudara ini menghembuskan napas terakhir.
Ia tidak dapat bertahan hidup karena luka parah di kepalanya.
Srinten menuturkan, hari itu anak ketiganya itu pamit untuk pergi ke rumah temannya sekitar pukul 15.00 Wita.
Ia berpesan agar anaknya yang masih membujang itu tidak pulang sampai larut malam.
"Dia sempat pamit ke saya untuk pergi ke luar, saya izinkan dan saya berpesan agar jangan pulang malam-malam," ucapnya.
Ia begitu terkejut ketika dinihari saat sedang terlelap tidur dibangunkan oleh seorang cucunya.
Kepadanya, cucunya itu mengatakan jika Mang Wik mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang dirawat di rumah sakit.
Wanita paruh baya ini mengaku memiliki firasat sebelum anaknya itu meninggal dunia.
Pagi harinya saat ia sembahyang, anaknya itu meminta dupa dan berucap akan melukat untuk membersihkan diri.
Menurutnya, tidak biasanya anaknya itu berucap seperti itu.
Kini, ia mengaku telah mengikhlaskan kepergian anak ketiganya itu.
Ia mengenal anaknya sebagai sosok yang lucu, mudah bergaul dan sering membantu orang lain.
"Setiap harinya dia kerja serabutan, dia anaknya baik, sayang sama orangtuanya," katanya.
Sementara itu, jika benar anaknya menjadi korban tabrak lari, ia berharap pelakunya dapat menyempatkan diri untuk datang ke rumahnya.
Ia mengaku tidak akan menuntut apa-apa, tetapi hanya sekadar untuk tahu.
"Kalau bisa yang nabrak datang ke sini, kita cuma pingin tahu yang nabrak siapa, kita nggak menuntut apa-apa. Kalau bisa secara kekeluargaan minta maaf, kita sudah ikhlas ndak ada tuntutan apa," ujarnya.
Sementara itu, Kanit Lakalantas Satlantas Polres Buleleng, Ipda I Ketut Sarjana menduga jika Mang Wik menjadi korban tabrak lari.
Sebab di sekitar lokasi kejadian ditemukan pecahan kaca yang diduga merupakan kaca mobil.
"Diperkirakan itu tabrak lari karena ada pecahan kaca, sepertinya pecahan kaca itu milik kendaraan semacam truk," kata Sarjana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.