Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

"Maaf Kalau Surat Ajeng Mengganggu Pak Jokowi"

"Sekarang ayah sudah empat bulan tidak pulang dan tidak kirim uang sama sekali," tulis Ajeng dalam suratnya," begitu sedikit surat Ajeng untuk Jokowi.

Editor: Y Gustaman
zoom-in
Tribun Jateng/Fajar Eko Nugroho
Dua siswa SD Negeri Sawojajar, Kabupaten Brebes, menunjukkan surat yang mereka tulis tangan untuk Presiden Joko Widodo, Selasa (17/5/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Ajeng Silmi Sekar Kedataon adalah putri Ginda Purnama (40), nelayan Brebes, Jawa Tengah, yang juga ikut dipenjara karena melaut sampai ke Palembang.

Ajeng bersama temannya yang satu sekolah, Syahzada Arsa (12) tak langsung pulang ke rumah usai mengikuti ujian hari kedua di SD Negeri Sawojajar.

Kedua anak asal Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, itu datang ke kantor pos untuk mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo, Selasa (17/5/2016) siang.

Sebelum memposkan surat untuk Presiden Jokowi, Ajeng sempat membacakannya kepada media yang menemuinya di kantor pos.

Pak Jokowi beberapa bulan ini bapak tidak pulang ke rumah, padahal biasanya pulang satu bulan sekali dari laut dan kasih uang ke ibu untuk makan dan bayar sekolah. Sekarang sudah empat bulan tidak pulang dan tidak kirim uang sama sekali," tulis Ajeng dalam suratnya.

BERITA REKOMENDASI

Saat membacakan surat untuk Presiden Jokowi, Ajeng menangis dan selalu menanyakan kabar ayahnya selama dipenjara di Palembang kepada sang ibu, Murati (38).

"Saya terus tanya ke Ibu ke mana sih bapak? Kata ibu, bapak ditangkap polisi laut. Emang di laut ada polisi ya bu? Kayak di jalan raya saja ada polisi," cerita Ajeng.

"Terus ibu cerita, katanya bapak ditangkap polisi lalu disidang. Sekarang dimasukkan ke penjara. Salahnya apa sih? Bapak kan cuman cari ikan di laut, kok ditangkap, kayak pencuri saja," Ajeng mendesak penjelasan lebih masuk akal untuk anak seumurnya.

Selama ayahnya ditahan, Ajeng sering menangis di rumah sendiri. Bahkan ia juga sedih membayangkan ayahnya hidup di dalam penjara.

Seringkali Ajeng menangis sendiri di kamarnya, membayangkan ayahnya hidup di balik penjara seperti yang ia lihat di televisi.


"Kasihan bapak. Di sekolah banyak teman-teman yang bilang bapakku dipenjara. Saya malu sama teman-teman, sedih kalau sedang di sekolah," ungkap gadis cilik bertudung itu.

Gantikan peran suami

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas