Menolak Keluar Kampung, Rahmad Sitepu Bopong Nenek yang Terus Menangis
Rahmad Sitepu, pemuda Desa Gamber, terlihat membopong neneknya yang tidak henti meneteskan air mata menuju keluar kampung, Minggu (22/5/2016).
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Medan/Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Rahmad Sitepu, pemuda Desa Gamber, terlihat membopong neneknya yang tidak henti meneteskan air mata menuju keluar kampung, Minggu (22/5/2016).
Pria berkulit sawo matang ini terlihat mengeluh-elus bahu opungnya. Ia berupaya menenangkan perempuan yang sudah lansia tersebut bahwa seluruh keluarga dalam keadaan baik.
"Berulangkali nenek bertanya apakah keluarga selamat semua ya. Saya jawab seluruhnya dalam keadaan baik."
"Namun kita keluar kampung ya, tapi nenek menangis terus saat meninggalkan kampung ini," katanya di jalan menuju Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Tanah Karo, Minggu (22/5/2016).
Tatkala ditanya peristiwa luncuran awan panas, Sabtu (21/5/2016) sore. Ia langsung meneteskan air mata sembari menggelengkan kepala. Baginya, luncuran awan panas sangat mengerikan
"Kejadiannya kemarin sore. Sangat mengerikan, suara gemuruhnya kuat sembari awan panas menerjang kampung kami. Tidak lama ada suara jeritan warga," ujarnya sembari meneteskan air mata.
Ia bilang luncuran awan panas terjadi ketika hujan deras mengguyur. Karena itu, banyak warga yang tidak berlarian ke luar kampung lantaran berteduh ke rumah.
"Di tengah hujan deras kami berbondong-bondong belarian ke luar kampus. Saya tidak tahu bagaimana bisa ada banyak yang meninggal dunia," katanya sembari minta izin untuk keluar kampung. (tio/tribun-medan.com).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.