Becak Parut Kelapa Kearifan Lokal dan Layak
Kepala Dishub Kabupaten Bojonegoro, Iskandar mengaku pihaknya telah menguji kelayakan becak modifikasi menggunakan mesin parut kelapa karya Mukarom.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bojonegoro, Iskandar mengaku pihaknya telah menguji kelayakan becak modifikasi menggunakan mesin parut kelapa karya Mukarom.
Jumat (27/5/2016), becak tersebut dipamerkan kepada peserta dialog interaktif di Pendopo Kabupaten Bojonegoro.
“Kami telah menguji keamanan becak ini, hasilnya layak. Kami beri nama Becak Bojonegoro Matoh,” kata Iskandar kepada peserta forum dialog.
Dalam kesempatan itu, Iskandar juga menyebutkan hasil uji kelayakan becak parut kelapa tersebut.
Pertama, dari sisi keamanan penumpang, model becak memberikan keamanan.
Kedua, model becak ini memiliki panjang total 2.050 milimeter. berat depan 40 kg, roda belakang 150 kg.
“Beban becak ini 150 kg. Kemampuan angkutnya dua kali dari berat becak. Yakni, 300 kg. Cukup untuk dua penumpang dengan berat rata-rata per penumpang 70 kg ditambah barang sekitar 50 kg,” beber Iskandar.
Ketiga, mesin yang digunakan adalah mesin parut kelapa. Mesin ini setara dengan tenaga manusia. Keempat, kecepatan becak maksimal 25 km per jam.
"Mesinnya campuran antara bahan bakar, listrik, dan tenaga manusia" kata Iskandar.
Agar becak itu bisa beroperasi, maka Iskandar akan mengeluarkan izin karena dinilai sebagai kearifan lokal.
Becak seperti itu adanya di luar jawa dan payung hukumnya menggunakan peraturan daerah.
"Nanti kami akan diskusikan di forum lalu lintas dan kami usulkan kepada Pak Bupati agar bisa mengeluarkan peraturan bupati untuk payung hukum operasi becak ini," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Paguyuban Tukang Becak, Mukarom telah memberikan contoh modifikasi becak sebagai masa depan becak di Bojonegoro.
Becak itu gabungan dari rangka sepeda motor, sedangkan kursi penumpang ditaruh di samping. Mesin penggeraknya menggunakan mein parut kelapa.
Becak itu lebih aman bagi penumpang dibanding model becak sebelumnya. Selain kursinya sekarang ditaruh di samping, di depan kursi penumpang, Mukarom memberi pagar setinggi kurang lebih 50 centimeter sebagai pengaman.
“Kalau dulu tabrakan, penumpangnya kena dulu, sekarang tidak. Insya Allah kalau kesenggol sepeda motor, penumpang aman,” ujar Mukarom kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Jumat (27/5/2016) sore, becak modifikasi karya Mukarom dipamerkan di depan peserta dialog interaktif di Pendopo Kabupaten Bojonegoro. Forum yang dipimpin langsung oleh Asisten Bupati Bojonegoro itu menyambut baik becak masa depan itu.
Mukarom awalnya coba-coba membuat modifikasi becak tersebut berkali-kali. Hasil seperti sekarang ini dinilai paling aman. Untuk biaya modifikasi becak, per unitnya membutuhkan dana sekitar Rp 3 juta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.