Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pertemuan Ayah dan Bayi Mei-Mei Lewat Penemuan Jasad Perempuan di Sungai Siak

Bayi Mei-Mei yang ditemukan di Jembatan Siak III, Jumat (6/5/2016) silam, sudah bersua dengan bapak kandungnya. Ceritanya panjang sampai bisa bersua.

Penulis: Budi Rahmat
Editor: Y Gustaman
Tribun Pekanbaru/Budi Rahmat
Basri menggendong bayi Mei-Mei yang ditemukan di Jembatan Siak III saat berada di ruang Kapolsek Sektor Kepolisian Pelabuhan, AKP Nusirwan, Jumat (3/6/2016).
Tribun Pekanbaru/Budi Rahmat
Kapolsek SKP, AKP Nusirwan, berfoto bersama orangtua kandung bayi Mei-Mei yang ditemukan di Jembatan Siak III. Foto diambil di ruangan kerja Kapolsek, Jumat (3/6/2016).

Ikhlas Melepas Mei-Mei

Terungkapnya orang tua bayi Gadis alias Mei-Mei justru menjadi dilema bagi Basri. Di satu sisi ia sudah terlanjur sayang pada bayi perempuan tersebut.

Di sisi lain ia juga harus merelakan bayi yang sudah diasuhnya selama sebulan lebih itu kembali ke pangkuan orangtua kandungnya.

"Memang agak berat sauya melepasnya. Namun Mei-Mei bukanlah anak kandung saya. Mei-Mei sudah bertemu orangtua kandungnya. Jadi yang terbaik Mei-Mei harus dikembalikan kepada orangtua kandungnya," ujar Basri pelan.

Basri masih mengingat pertama kali menemukan Mei-Mei di tepi jembatan Siak III. Mei-Mei yang masih dibalut kain gendongan warna biru putih duduk diam saat Basri sekilas melihatnya ketika melintas di jembatan tersebut.

Awalnya disangka karung sampah, namun langkahnya berangkat lebih pagi dari biasanya justru mempertemukannya dengan Mei-Mei.

"Istri saya juga sudah merelakan. Dia juga paham kalau itu bukan anak kandungnya," imbuh Basri.
Basri mengaku akan tetap memanggil bayi mungil tersebut Mei-Mei.

Berita Rekomendasi

Kenapa Mei-Mei

"Karena ditemukan bulan Mei, maka saya beri nama Mei-Mei," demikian ucap Basri waktu itu. Baginya nama Mei-Mei sudah seperti panggilan kesayangan.

Satu bulan lebih dalam asuhan ia dan istrinya, Basri mengaku akan mengingat satu lagu pengantar tidur bagi Mei-Mei.

"Setiap Mei-Mei akan tidur, saya dan istri kerap menyanyikan lagu "Cicak-cicak di dinding". Biasanya Mei-Mei akan terlelap," terangnya.

Siapa sangka, lagu itu pulalah yang kerap dinyanyikan oleh almarhumah ibu Mei-Mei setiap akan meninabobokan anaknya itu.

"Saya sempat heran. Kok saat saya menyanyikan lagu "Cicak-cicak di dinding" respon Mei-Mei berbeda. Ia seperti fokus mendengarkan lagu itu. Sepertinya lagu itu pernah dinyanyikan ibunya," papar Basri.

Meski sudah dalam gendongan orangtua kandungnya, Basri mengaku akan tetap menjenguk Mei-Mei.
Mei-Mei baginya sudah seperti anak kandung.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas