Sukartini Histeris Para Pria Bercadar Membantai Artawan di Pekarangan Rumahnya
Mereka semua menutupi wajahnya menghunus parang dan menghabisi Artawan begitu cepat di siang bolong.
Editor: Dewi Agustina
Mendengar teriakan itu, warga pun berdatangan.
Sukartini segera menghubungi suaminya memberi kabar tentang kejadian mengerikan tersebut.
Tepat di gerbang utama Gang Kabetan, warga kian berkerumun. Cenik, kelih, tua, bajang ketog semprong berdatangan.
Polisi pun langsung menutup jalan dengan memasang police line. Hanya petugas dan pemilik rumah yang diizinkan masuk.
Proses identifikasi berlangsung sekira satu jam.
Mayat Artawan kemudian dibawa ke RSUP Sanglah oleh sebuah mobil ambulans.
Di luar rumah, di depan gang sampai di tepi jalan raya, warga masih berkumpul. Satu sama lain bertukar informasi tentang tragedi berdarah tersebut.
Tidak ada yang bisa mencegahnya. Kejadian itu begitu cepat.
Padahal warga sempat berpikir untuk membunyikan kulkul bulus sebagai tanda terjadi bahaya di wewidangan adat mereka. Namun mereka kebingungan.
"Iya saya melihat bahkan saya bawa handphone. Mau merekam saya tidak kepikiran. Saya takut. Terbesit di kepala saya untuk menyuarakan kulkul bulus tapi kami bingung apa yang harus kami lakukan. Begitu cepat dan mereka sudah menghilang," ujar seorang warga.