Pusat Janji Bantu Banyuwangi Wujudkan Seribu Homestay, Desain Adopsi Arsitektur Suku Osing
Banyuwangi terus mendapat dukungan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor wisata. K
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Banyuwangi terus mendapat dukungan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor wisata. Kementerian Pariwisata mendorong pembangunan seribu homestay (rumah singgah) di Banyuwangi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, akan mendorong pembangunan homestay di daerah-daerah wisata untuk memberi alternatif tempat menginap bagi wisatawan.
“Kami bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-PR) dan BTN ( Bank Tabungan Negara) untuk mewujudkan seribu homestay diBanyuwangi,” kata Arief saat berkunjung ke Banyuwangi, Jumat (8/7/2016).
Sejumlah bank BUMN akan digandeng untuk membiayai program tersebut. Para warga desa yang akan membangun homestay akan dibantu pembiayaannya dari bank tersebut.
Biayanya pun murah sekali. Skemanya, cukup membayar uang muka 1 persen, dengan bunga fixed 5 persen, dengan tenor hingga 20 tahun.
Arief mengatakan, pemerintah desa harus mendorong masyarakatnya untuk berperan serta menyediakan homestay di wilayahnya.
"Mereka akan diedukasi tata kelola homestay serta berbagai pengetahuan tentang dunia pariwisata. Desainnya harus mencerminkan kearifan lokal. Intinya bangunan yang khas Indonesia,” tutur Arief.
Saat ini telah ditunjuk 17 desa/kelurahan sebagai area pengembangan homestay di Banyuwangi.
Desa yang ditunjuk merupakan desa-desa yang memiliki potensi wisata dan kearifan lokal.
Desa tersebut antara lain Kelurahan Temenggungan (KecamatanBanyuwangi), Gombengsari (Kalipuro), Desa Bakungan dan Kampunganyar (Glagah), Banjar dan Tamansari (Licin), Kandangan (Pesanggaran), Sumberasri (Purwoharjo), dan Kalipait (Tegaldlimo).
Bahkan 17 kepala desa dan lurah tersebut menandatangani perjanjian kesanggupan untuk mengembangkan homestay yang berwawasan lingkungan. Penandatangan perjanjian tersebut disaksikan oleh Arief dan Bupati Banyuwangi Abullah Azwar Anas.
Sementara itu, Anas optimistis bisa mengembangkan seribu homestay di Banyuwangi. Desain homestay didorong mengadopsi arsitektur khas Suku Osing (masyarakat asliBanyuwangi).
"Ini sebagai wujud pariwisata berbasis masyarakat yang dikembangkan di Banyuwangi. Artinya, pengembangan wisatanya melibatkan dan dinikmati masyarakat," paparnya.
Menurut dia, warga Banyuwangi sudah mulai merasakan imbas positif dari geliat pariwisata Banyuwangi saat ini. Sehingga, program pengembangan homestay ini bakal direspons positif oleh warga.