Dari Kabupaten Terkotor Kedua, Kini Banyuwangi Empat Kali Berturut-Turut Raih Adipura
Seperti banyak masyarakat yang peduli dalam melakukan pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah organik dan an organik.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Surya, Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Setelah pada 2011 Banyuwangi pernah dinobatkan sebagai kota terkotor kedua se Jawa Timur, kini kabupaten yang terletak paling ujung Jawa Timur itu, meraih empat kali Adipura secara berturut-turut.
Tahun ini, Banyuwangi meraih penghargaan bergengsi di bidang kebersihan dan lingkungan hidup, Adipura Buana.
Piala Adipura Buana 2016, merupakan penghargaan kategori baru. Ini diberikan pada daerah yang mampu menggabungkan unsur sosial dan lingkungan, untuk membentuk kota yang layak huni. Ini tercermin dari masyarakat kota yang peduli lingkungan.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, pada Pelaksana Tugas (Plt) Badan Lingkungan Hidup, Husnul Chotimah, yang hadir dalam acara tersebut, di Lapangan Istana Siak, Riau, Jumat (22/7).
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Arief Setyawan, penghargaan Adipura Buana diterima Banyuwangi karena memenuhi sejumlah kriteria penilaian.
Di antaranya partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan sampah, tersedianya ruang terbuka hijau yang berfungsi bagi masyarakat, hingga ketersediaan TPA.
Juga kebersihan di sejumlah ruang publik, seperti pasar, jalan, perkantoran, sekolah, sungai serta ketersediaan fasilitas penunjang kebersihan yang disiapkan oleh pemerintah daerah.
"Khusus untuk penilaian partisipasi masyarakat, Banyuwangi mendapatkan nilai plus, hingga layak mendapatkan Adipura Buana," kata Arief.
Partisipasi tersebut seperti keterlibatan langsung masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, baik di lingkungan rumah tangga, sekolah dan perkantoran.
Seperti banyak masyarakat yang peduli dalam melakukan pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah organik dan an organik.
Tempat-tempat sampah itu banyak ditemui di sekolah, perkantoran maupun lingkungan rumah tangga. Yang menjadi nilai tambah di Banyuwangi ada sejumlah inovasi dalam pengelolaan lingkungan.
Seperti program bank sampah, pengolahan sampah, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Tim penilai juga menilai positif program Pemkab yang memberikan insentif dan asuransi pada petugas kebersihan," tambah Arief.