Tangkal Radikalisme dan Terorisme, Tiga Ormas Bali Ikuti Bela Negara
Selain itu, juga menyangkut untuk menguasai dengan penyebaran narkotika dan lain sebagainya yang dapat merusak moral bangsa.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tiga organisasi masyarakat (ormas) di Bali mengikuti pelatihan Bela Negara di Hotel Nikki Denpasar Bali, Jumat (29/7/2016).
Pelatihan ini sebagai bentuk menjaga Bali. Utamanya dalam menangkal paham-paham radikalisme dan terorisme yang belakangan ini gencar diberantas TNI/Polri.
Ketua Dewan Pembina Baladika, Nyoman Gde Sudiantara menyatakan, Bela Negara juga sebagai pemahaman mengenai bagaimana sebagai warga Bali mampu memahami penangkalan terorisme dan radikalisme yang menganggu keamanan Bali.
"Ini juga bagian dalam memahami mengenai UU, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Jadi Baladika Bali dan Ormas yang lain mencoba untuk lebih memahami mengenai apa bela negara dalam arti luas. Bukan dalam artian hanya mengangkat senjata," katanya.
Pria yang akrab disapa Ponglik itu mengaku, Bela Negara pada dasarnya memang wajib dilakukan oleh warga di setiap Nusantara.
Dan mempunyai tanggung jawab yang sama. Yang acuan dasarnya ialah menjaga NKRI dalam keberagaman. Apalagi, Bali sebagai cermin Pluralisme di Indonesia.
"Jadi ini merupakan tanggung jawab semua warga Bali, semua orang yang hidup di Bali. Tidak terkecuali. Sehingga, Baladika Bali dan Ormas lain (Flobamora dan PBB), ini yang menjadi awal saja. Masyarakat lain juga sepatutnya juga ikut memahami makna Bela Negara," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, supaya saat ini semua ormas tak terkecuali, adalah mengawasi daerahnya untuk menjaga lingkungan sekitar dari mulai Banjr hingga ke Desa Adat dan yang lebih tinggi lagi.
"Jika ada yang mencurigakan, maka ormas wajib untuk dengan sopan bertanya mengenai asal-usul. Dan kemudian bekerjasama dengan aparat," tegasnya.
Selain itu, juga menyangkut untuk menguasai dengan penyebaran narkotika dan lain sebagainya yang dapat merusak moral bangsa.
"Pemahaman inilah, Baladika, Flobamora dan PBB maka ikut dalam pelatihan ini. Sehingga, jangan diartikan dalam arti sempit yaitu hanya mengangkat senjata. Tapi pemahaman NKRI, Pancasila, UU dan makna Bhineka Tunggal Ika," urainya. (ang)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.