Sandera dalam Kondisi Sakit, Istri ABK Dimintai Uang Tebusan 250 Juta Peso
Sudah 40 hari lamanya, tujuh anak buah kapal (ABK) Tug Boat Charles 00 menjadi sandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Filipina Selatan.
Editor: Dewi Agustina
"Mereka semua sakit, suara mereka sangat lemah, M Natsir kakinya terkena infeksi. Mereka semua sudah tidak tahan lagi dan minta untuk segera dibebaskan, mereka minta kepada pemerintah membayar saja, agar mereka bisa bebas," urai ibu satu anak itu kepada Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network).
Mega menjelaskan, dalam kondisi sedang tersandera, suaminya masih sempat menanyakan kondisi anaknya, orangtuanya di Maros dan juga menanyakan kondisi keuangan Mega selama ditinggal dirinya.
Hal itulah yang semakin membuat Mega bersedih dan tidak bisa menahan tangisnya, saat menceritakan percakapan tersebut kepada awak media.
"Saya ungkapkan kepada dia dan ABK lainnya, kalau kami di Indonesia sangat berupaya keras bisa membebaskan semua sandera. Suami saya sempat tanya keadaan anak, orangtua hingga tanya keuangan saya. Saya bilang kepada dia untuk tidak usah memikirkan kami di sini," ungkap wanita lulusan SI Teknik Elektro tersebut.
Pakai Bahasa Inggris
Selama ini, penyandera selalu menghubungi nomor handphone Mega menggunakan nomor Filipina dan selalu berganti-ganti nomor.
Selama berkomunikasi, penyandera selalu menggunakan bahasa Inggris dan tidak pernah menggunakan bahasa Filipina maupun bahasa Melayu. Untungnya saja, Mega yang selama ini bekerja di perusahaan telekomunikasi dapat memahami dan berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Inggris.
"Selalu menghubungi saya dengan nomor berbeda-beda, dan selalu menggunakan bahasa Inggris. Saya memang sedikit paham dan bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris, jadi saya paham apa yang mereka maksud," ungkapnya.
Elona, istri Robin Piter menambahkan, selama beberapa menit berkomunikasi dengan suminya, dia mendengar ada suara ayam dan percakapan orang banyak, seperti berada di tengah perkampungan.
Kondisi lemahnya 4 ABK tersebut dikarenakan selama ini mereka hanya konsumsi singkong dengan kelapa.
"Sepertinya mereka sedang di perkampungan. Jelas saja mereka lemas dan sakit, karena selama ini mereka hanya makan singkong dan kelapa. Saya mohon saja kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan," ujarnya. (cde)