TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menanggapi positif isu peluang Risma maju dalam pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.

Bahkan ia secara terang-terangan mendukung Risma menjadi gubernur DKI Jakarta.

"Oleh karena itu, sebagai orang Surabaya, saya sangat mendukung (Risma ke Jakarta). Dari dulu kita dorong," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/8/2016).

M Nuh menjelaskan, Jakarta sebagai etalase nasional. Oleh karena itu, siapa yang jadi Gubernur Jakarta, harus mencerminkan keutuhan nasional.

Kalau Jakarta bergejolak. Sumbu konfliknya ke mana-mana. Sehingga, diperlukan orang yang bukan saja cerdas atau pintar, tetapi ada syarat yang lain lagi.

"Yaitu yang memiliki efek friksi dan kontra versi sangat kecil," katanya.

M Nuh melanjutkan, selama dipimpin Risma, kondisi Surabaya relatif aman dan nyaman. Tidak terjadi gesekan yang dapat menimbulkan huru-hara.

Demi kepentingan yang lebih besar, M Nuh menilai Risma cocok di Jakarta.

Ia mencontohkan, jika pemimpin dalam suatu keluarga memiliki pengaruh, maka sudah hampir pasti ia juga punya andil di lingkungan sekitarnya.

"Kalau kepentingan lebih besar ya welcome. Orang yang dipakai di rumah tangganya, hampir pasti dipakai di lingkungannya," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba meminta maaf kepada seluruh warga Surabaya, saat me-launching Kampung KB di RW XII Sidotopo Jaya, Semampir, Kamis (4/8/2016) pagi.

Di hadapan tamu undangan, Risma meminta maaf apabila mempunyai kesalahan, baik dari lingkup kelurahan, kecamatan hingga para pegawai di SKPD Pemkot Surabaya.

Tak ayal, pernyataan itu memunculkan anggapan kalau Risma akan meninggalkan Surabaya dan mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta.