Kabut Asap di Aceh Barat Meluas, Sekolah Mulai Diliburkan
Hal ini menyebabkan puluhan siswa tumbang karena kadar asap sudah melebihi ambang batas, sehingga sejumlah sekolah terpaksa diliburkan.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Kabut asap yang disebabkan pembakaran lahan di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya sejak beberapa hari terakhir dilaporkan makin meluas pada Kamis (4/8/2016) siang dibandingkan areal yang sebelumnya terbakar.
Hal ini menyebabkan puluhan siswa tumbang karena kadar asap sudah melebihi ambang batas, sehingga sejumlah sekolah terpaksa diliburkan.
Data yang diperoleh Serambi (Tribunnews.com network) dari sumber terpercaya kemarin, lahan kebun yang terbakar di Aceh Barat dan Nagan Raya sudah mencapai 10 hektare (ha). Tersebar di sejumlah lokasi.
Di Aceh Barat, misalnya, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat, lokasi titik api yang terdeteksi di sana berada di kawasan Arongan Lambalek, Woyla, dan Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan.
Sedangkan di Kabupaten Nagan Raya, kebakaran terjadi di sejumlah titik dalam kawasan Darul Makmur dan Padang Rubek, Kecamatan Kuala Pesisir.
Dampak dari meluasnya kabut asap di wilayah itu, apalagi kadarnya di ruang publik sudah melampaui ambang batas, sehingga puluhan siswa di Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, mengalami sesak napas.
Malah sebagiannya pingsan setelah terhirup asap yang disebabkan lahan terbakar.
Malah dua siswi MTsN Blang Balee, Kecamatan Samatiga, Kamis siang terpaksa dilarikan ke Puskesmas Cot Seumeureung guna mendapatkan perawatan medis secara intensif.
Mereka yang dirawat di Puskesmas Cot Seumeureung itu adalah Muhammad Zaki (13) dan Nadi Aina (14), masing-masing siswa kelas VII dan VIII MTsN Blang Balee, Kecamatan Samatiga.
Keduanya harus dirawat lantaran kondisinya kian melemah setelah terpapar kabut asap dalam jangka lama.
Namun, menjelang sore kemarin, Muhammad Zaki sudah diperbolehkan pulang ke rumah karena kondisinya mulai membaik. Hanya Aina yang terus dirawat karena kondisinya masih lemah.
Kepala Puskesmas Cot Seumeureung, Samatiga, dr Susanti yang ditanyai Serambi kemarin siang mengatakan, kedua siswa yang dirawat itu mengeluh karena mengalami sesak napas, mual, bahkan pusing akibat tak sanggup menahan deraan kabut asap. Menurutnya, kedua siswa ini dilarikan ke Puskesmas Cot Seumereung sekitar pukul 09.30 WIB.
Selain itu, kata Susanti, sepuluh siswa lainnya di MTsN Blang Balee juga mengeluh sesak napas akibat kabut asap. Namun, kondisi mereka tidak separah dua rekannya yang sempat dirawat.
Dampak dari kabut asap tersebut, kata dr Susanti, persediaan masker di puskesmas setempat kemarin habis. Hal ini terjadi akibat banyaknya warga yang datang ke puskesmas tersebut meminta masker untuk menangkal kabut asap yang kian menebal.
Sebagai solusi, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Aceh Barat untuk menyediakan masker tambahan guna dibagikan kepada masyarakat, mengingat kabut asap di kawasan belum reda.
Akibat kabut asap yang makin parah, sepanjang Kamis siang aktivitas belajar-mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Blang Balee, Samatiga, terpaksa diliburkan karena pihak sekolah khawatir kesehatan siswa akan terganggu.
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan dan Kurikulum MTsN Blang Balee, Nurul, kepada sejumlah wartawan mengatakan pihaknya terpaksa meliburkan proses belajar-mengajar (PBM) di madrasah tersebut karena kabut asap semakin pekat.
Bahkan pada siang kemarin, puluhan siswa terpaksa dilarikan ke puskesmas setempat karena mengalami sesak napas, pusing, dan mual-mual. Tak hanya itu, seorang guru juga dilarikan ke puskesmas karena mengalami hal serupa.
Untuk mengantisipasi hal serupa, pihaknya juga berencana mewajibkan seluruh siswa menggunakan masker saat bersekolah pada Jumat siang guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan.(serambi indonesia/edi)