Kapolsek Medan Area Bakal Ungkap Warga Korban Peluru Nyasar
Kapolsekta Medan Area, Komisaris M Arifin, berjanji mengungkap kasus peluru yang menyasar kepala Rahmad Nainggolan (42), pedagang satai.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kapolsekta Medan Area, Komisaris M Arifin, berjanji mengungkap kasus peluru yang menyasar kepala Rahmad Nainggolan (42), pedagang satai.
Arifin segera segera membentuk tim untuk melakukan reka ulang kasus yang menimpa warga Jalan Sutrisno, Gang Mangga, Lingkungan 33, Keluarahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area itu.
"Sebenarnya kasus ini berlangsung sekitar satu tahun yang lalu. Saat itu saya belum menjabat sebagai Kapolsek Medan Area," terang Arifin di kantornya, Jumat (5/8/2016).
Ia kaget setelah mengetahui ada kasus mengendap selama itu di Polsek Medan Area. Ia berjanji akan mengecek lokasi rumah korban dan berusaha mengumpulkan sejumlah saksi.
"Menurut keterangan korban tadi, peluru datang dari atas plafon. Saat ini plafon yang jebol belum diperbaiki," sambung Arifin.
"Cobalah nanti kami proses. Bila perlu, kami akan meminta bantuan Polresta Medan untuk mengungkap kasus ini," kata mantan petugas Propam Polda Sumut ini.
Peluru Kaliber 38
Terungkap peluru nyasar mengenai kepala Rahmad adalah kaliber 38 milimeter. Hal itu terungkap saat Kapolsekta Medan Area, Komisaris M Arifin dan Kanit Reskrim, Iptu Benres Tarigan, menerima Rahmad dan keluarganya.
"Tadi sempat mengobrol di atas, jika peluru nyasar yang mengenai kepala suami saya berjenis kaliber 38. Menurut informasi peluru itu biasa digunakan aparat," cerita Farida (40), istri Rahmad.
"Ibaratnya begini, kalau sudah tahu itu jenis pelurunya, polisi lebih paham menyelidikinya. Kalau ibarat kita, sudah tahu alamatnya, ya tinggal mendatangi saja," beber dia.
Ia heran kenapa kasus ini jalan di tempat begitu lama. Siapa yang bisa menjamin suaminya bakal selamat setelah terkena peluru nyasar tersebut.
"Semua kami bawa, termasuk hasil rontgennya. Tapi kenapa kasusnya begitu lama ditangani. Makanya kami pun datang ramai-ramai ke sini," sambung Farida.