Pendidikan Orangtua Hilang Jika Full Day School di Sekolah Dasar
Sekolah dengan sistem full day school untuk SD itu hanya cocok untuk peserta didik untuk kalangan menengah ke atas
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Koordinator Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung, Iwan Hermawan menilai ada hal penting yang hilang jika sistem full day school diterapkan di tingkat sekolah dasar (SD).
Menurut Iwan, proses pendidikan primer atau pendidikan awal akan hilang bagi peserta didik yang duduk di bangku SD.
“Pendidikan ini tanggungjawab bersama antara orangtua dan sekolah. Jika pendidikan SD diserahkan penuh ke sekolah maka ada yang hilang, proses pendidikan orang tuanya hilang,” kata Iwan di SMA Negeri 9 Kota Bandung, Selasa (8/8/2016).
Menurut Iwan, sekolah dengan sistem full day school untuk SD itu hanya cocok untuk peserta didik untuk kalangan menengah ke atas.
Hal itu disebabkan kesibukan orangtuanya yang tidak sempat mengurus anaknya, sementara kondisi masyarakat di Indonesia itu masih banyak menengah ke bawah.
“Makanya harus ditinjau ulang,” kata Iwan.
Ia menilai jika sistem full day school dipaksakan untuk SD akan menggangu psikologi anak.
“Di sekolah peserta didik dilarang untuk ini dan itu, sementara di sekolah sang anak diperbolehkan hal yang dilarang sekolah itu,” katanya.
Ditambah lagi, kata Iwan, mata pelajaran di Indonesia masih membuat para peserta didik jenuh sehingga akan membenani murid SD jika harus sekolah dari pagi hingga sore.
Selain itu, masih ada guru yang menganggap sekolah itu seperti penjara.
Hal itu pula yang membuat peserta didik lebih senang ke mall atau tempat nongkrong ketimbang berada di sekolah.
“Kalau di sekolah mata pelajaran sedikit dan banyak praktik untuk impelentasi ilmu, peserta didik akan senang. Peserta didik itu paling senang itu mata pelajara olah raga karena ada di lapangan. Jadi praktiknya kegiata belajar mengajarnya juga bisa di luar. Buatlah situasi yang menyenangkan,” kata Iwan.
Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas sistem full day school" untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta.
Alasannya agar anak tidak sendiri ketika orangtua mereka masih bekerja.
Penerapan full day school dalam pendidikan dasar tersebut masih terus disosialisasikan di sekolah-sekolah, mulai di pusat hingga di daerah. (cis)