Tradisi Ithuk-Ithukan di Dusun Rejopuro, Makna Gotong Royong dan Rasa Syukur pada Alam
Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi, memiliki cara sendiri sebagai bentuk penghormatan pada mata air mereka.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi, memiliki cara sendiri sebagai bentuk penghormatan pada mata air mereka.
Tiap tanggal 12 Dzulqa'dah Hijriah, warga Rejopuro menggelar tradisi Ithuk-Ithukan.
Tahun ini jatuh pada 16 Agustus. Ithuk dalam bahasa setempat merupakan tempat nasi yang berasal daun pisang. Bahasa Jawa mengenalnya pincuk.
Di tradisi Ithuk-Ithukan, masyarakat gotong royong memasak aneka macam makanan terutama dari ayam, seperti pecel petek, uyah asem petek dan tawon ndas, serta aneka makanan lainnya.
Makanan-makanan itu ditata rapi, dan dioakan.
"Kali ini ada seribu ithuk yang kami sediakan," kata Sarino, Ketua Adat Dusun Rejopuro.
Sebelum dimakan bersama seluruh warga, ithuk-ithuk tersebut diarak terlebih dahulu ke sumber mata air yang ada dusun tersebut.
Ithuk-ithuk itu diarak oleh para wanita dengan cara disunggih (diletakkan di atas kepala).
Menurut Sarino, tradisi itu telah berjalan sejak lama. Ini merupakan rasa syukur, karena diberikan karunia mata air yang bening dan belum pernah kering.
Sarino mengatakan, tradisi ini ada sejak zaman Buyut Canggah, yang merupakan pendiri dusun ini. Dusun ini awalnya sepi, lama-kelamaan mulai ramai didatangi orang karena di sana ada mata air.
"Akhirnya dusun ini dinamakan Rejo (ramai) Puro (ampun). Artinya dusun yang ramai dan berada dalam pengampunan," kata Sarino.
Ithuk-ithukan ini selain bermakna gotong royong dan rasa syukur pada alam, menurut Sarino di hari itu dan selanjutnya jangan sampai ada warga yang kelaparan.
Dalam acara tradisi tersebut, dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Mantan anggota DPR RI itu juga menyempatkan diri menyunggih ithuk.
Anas memastikan hadir ke acara tersebut satu jam sebelum dimulai.
"Saya sengaja konfirmasi mendadak satu jam sebelum acara, karena saya ingin melihat keaslian kampung ini," kata Anas.