Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tradisi Ithuk-Ithukan di Dusun Rejopuro, Makna Gotong Royong dan Rasa Syukur pada Alam

Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi, memiliki cara sendiri sebagai bentuk penghormatan pada mata air mereka.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tradisi Ithuk-Ithukan di Dusun Rejopuro, Makna Gotong Royong dan Rasa Syukur pada Alam
Surya/Haorrahman
Warga Dusun Rejopuro menyunggih ithuk-ithukan untuk dibawa ke mata air. 

Menurut Anas, masuk ke Dusun Rejopuro terasa asri dan sejuk. Banyak rumah-rumah asli, dan dikelilingi pohon-pohon rindang dan bukit. Anas mengatakan, dengan tradisi Ithuk-Ithukan ini, memiliki filosofi mendalam penghormatan pada leluhur, masyarakat, dan alam.

"Bagi yang sakit dan tidak bisa hadir di acara ini, ithuknya diantar ke rumahnya. Ini menunjukkan toleransi pada sesama," kata Anas.

Bahkan Anas mengatakan, masyarakat kota harus belajar dari desa. Bagaimana tradisi tumbuh di tengah modernitas. Masyarakat bergotong-royong menjaga ekosistem.

"Air dijaga, kalau ada orang kencing di situ dimarahi. Ini merupakan konsep habluminawwoh, habulminnanas," kata Anas.

Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan hidup sehat. Ayam yang disajikan di tradisi ini dibakar bukan digoreng. Dengan dibakar lemak-lemak pada ayam hilang.

"Makanannya enak dan sehat, ayamnya dibakar. Banyak juga makanan yang baru pertama saya makan seperti uyah asem ayam, tawon ndas, dan makan lainnya," kata Anas.

Menurut Anas ada tiga yang membawa penyakit. Pola makan, pola hidup, dan keakean polah (kebanyakan gaya).

Berita Rekomendasi

Bupati yang memasuki periode kedua tersebut meminta, masyarakat bisa menjaga dusunnya. Tradisi ini terus dijaga, karena ini bisa menjadi potensi wisata. (haorrahman)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas