Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Panggung Lor Tirakatan Malam HUT RI di Balai Hasil Patungan Warga

Tirakatan ini merupakan puncak rangkaian kegiatan perayaan 17 Agustus yang dilakukan oleh warga.

Penulis: Muh Radlis
Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Panggung Lor Tirakatan Malam HUT RI di Balai Hasil Patungan Warga
ribunjateng/muh radlis
Warga RW VI Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara menggelar tirakatan di malam menjelang perayaan hari kemerdekaan, Selasa (16/8/2016) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Warga RW VI Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara menggelar tirakatan di malam menjelang perayaan hari kemerdekaan, Selasa (16/8/2016) malam.

Tirakatan ini merupakan puncak rangkaian kegiatan perayaan 17 Agustus yang dilakukan oleh warga.

Sebelumnya, warga merayakan hari kemerdekaan itu dengan berbagai lomba seperti makan kerupuk, senam, gigit koin, hingga balap karung.

Tirakatan ini digelar di balai pertemuan RT di lingkup RW VI Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.

Warga yang berkumpul mendoakan arwah para pahlawan yang gugur dalam merebut kemerdekaan. Selain itu, warga juga mengenang detik detik proklamasi.

"Kami mengenang detik detik proklamasi, malam ini kan naskah proklamasi di ketik dan keesokan harinya dibaca. Kami juga kirimkan doa untuk pahlawan yang gugur dalam perjuangan merebut kemerdekaan," kata seorang warga, Budi.

Berita Rekomendasi

Balai pertemuan yang saling berdampingan di tengah tengah kampung itu berjumlah tujuh buah dan masing masing RT memiliki satu buah balai pertemuan.

"Ada dua RT yang tidak punya karena posisinya di pinggir jalan besar," kata Ketua RW VI Panggung Lor, Sukrisno Hadi.

Hadi menuturkan, warga berinisiatif untuk membangun balai pertemuan di tengah tengah kampung. Pembangunan tujuh balai pertemuan masing masing RT itu bersumber dari dana "urunan" warga.

"Warga yang inisiatif, patungan kumpulin uang sampai bisa terbangun balai ini. Jumlah patungannya suka rela, karena ini inisiatif warga sendiri. Ada tujuh balai pertemuan, tapi satu difungsikan sebagai posyandu," katanya.

Hadi menuturkan, untuk satu balai pertemuan itu masing masing itu dibangun tanpa ada bantuan dari luar.

"Kalau satu balai habisnya kira kira Rp 35 juta, semua dari dana swadaya warga," katanya.

Adanya balai tersebut, ditambahkan Hadi, sangat bermanfaat bagi warga karena bisa menjadi tempat berkumpul apabila ada kegiatan seperti malam tirakatan.

"Arisan RT, pertemuan rutin, rapat RT, bahkan sampai ronda menjaga keamanan lingkungan ya di sini (balai). Kalau tidak ada balai ini, rapat di rumah warga banyak yang tidak datang karena sempit. Tahu sendiri rumah di sini kecil kecil. Kami perindah juga dengan taman taman di sela sela balai satu dan yang lainnya," pungkas Hadi.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas