Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Semoga Pemerintah RI Segera Memulangkan Para Sandera di Hari Kemerdekaan Ini'

Keluarga korban penyanderaan kelompok militansi Abu Sayyaf meminta agar pemerintah RI bisa segera membebaskan ke-tujuh sandera.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 'Semoga Pemerintah RI Segera Memulangkan Para Sandera di Hari Kemerdekaan Ini'
Tribun Kaltim/Nevrianto HP
Para istri ABK TB Charles 00 yang disandera melakukan pertemuan dengan Persatuan Pelaut Indonesia (PPI). 

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Di Hari Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan RI, keluarga korban penyanderaan kelompok militansi Abu Sayyaf meminta agar pemerintah RI bisa segera membebaskan ke-tujuh sandera.

Mereka berharap ada keajaiban di Hari Kemerdekaan yang jatuh pada 17 Agustus ini.

Dian Megawati, istri Ismail, seorang sandera mengatakan, hatinya belum merasa merdeka bila suami dan anak buah kapal TB Charles 00 lainnya belum bebas dari tawanan perompak.

Ketujuh ABK asal Samarinda itu masih ditawan sejak akhir Juni 2016.

"Ketika mereka belum dimerdekakan, maka kami belum merasa merdeka juga," kata Mega, Selasa (16/8/2016).

Hingga sekarang, Mega belum mendapat kabar apa pun soal suaminya. Padahal, Senin (15/8/2016) adalah batas waktu penyerahan uang tebusan. Penyandera mengancam akan membunuh ABK TB Charles jika uang tebusan tidak segera diberikan.

"Apalah kami ini, belum ada kabar apa pun lagi. Seharusnya momen kemerdekaan ini menjadi hari bahagia mereka juga," kata dia.

Berita Rekomendasi

Sejak semalam, Mega terus memantau semua berita terkait upaya pembebasan sandera. Dia berharap agar pemerintah tidak lupa membebaskan tujuh ABK.

"Semoga pemerintah RI segera memulangkan para sandera di Hari Kemerdekaan ini," kata dia.

Di tengah kegalauan, keluarga ABK Tugboat Charles 00 masih bisa sedikit bernafas lega. Di hari pertama lewat dari batas waktu yang ditentukan kelompok Abu Sayyaf tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kendati tidak mengetahui secara pasti mengenai keadaan keluarga mereka di tempat penyanderaan, namun pihak keluarga di Samarinda yakin jika keluarga mereka hingga saat ini masih dalam keadaan baik.

Menurut keterangan pihak PT PP Rusianto Bersaudara, hingga saat ini belum mengambil keputusan untuk melakukan pembayaran uang tebusan Rp 65 miliar.

Mengetahui hal tersebut, keluarga sandera sedikit terkejut, karena uang tebusan tidak dibayarkan.

"Sudah dihubungi oleh tim dari Jakarta dan perusahaan, keluarga kami masih aman. Mendengar kabar seperti ini, tentu kekhawatiran kami sedikit berkurang, walaupun mereka juga belum dibebaskan," ungkap Dian Mega.

Mega sangat berharap, hari Kemerdekaan ke-71 RI yang jatuh pada hari ini, dia dan keluarga kru kapal lainnya bisa mendapatkan kado manis dari negara, dengan bebasnya keluarga mereka yang disandera kelompok bersenjata.

Hal senada diungkapkan istri Robin Piter, Elona Ramadhani. Dia mengaku bersyukur, setelah lewat sehari dari tenggat waktu yang ditentukan penyandera, tidak terjadi apa-apa terhadap suami dan kru kapal lainnya.

"Agak lega, tapi tetap saja khawatir karena mereka belum dibebaskan, ya harus segera dibebaskan. Intinya kami percaya kepada pemerintah dapat membebaskan keluarga kami," tuturnya penuh harap.

Sementara itu, pengurus Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI), yang juga sebagai perwakilan dari keluarga selama di Jakarta, Capt Amrullah tiba di Samarinda.

Di depan keluarga sandera Amrullah menjelaskan, ketakutan mengenai deadline yang diberikan penyandera memang tidak terjadi.

Hal itu disebabkan perusahaan dengan wewenang dari pemerintah maupun tim crisis centre telah melakukan komunikasi yang baik, hingga lewat dari batas waktu yang diminta, tidak terjadi apa-apa dengan seluruh ABK.

"Kita patut bersyukur dengan tidak terjadi apa-apa dengan teman-teman kami, walaupun sudah lewat dari deadline yang diminta mereka (penyandera). Perusahaan meminta kepada penyandera memberikan kebijakan, dan info terakhir yang saya dapat, semua ABK masih aman," tuturnya.

Saat ini, hanya negosiasi yang dilakukan oleh perusahaan, karena semua tindakan yang diambil perusahaan di bawah wewenang dari tim crisis centre, namun perusahaan ambil peranan besar dalam proses pembebasan ini.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas