Miris, Siswa di SD Ini Kelas 5 Belum Bisa Baca
Erwin Suwono, Ketua Panitia Acara Lari ke Mimpimu memberi contoh kegiatan yang dilakukan Yayasan Generasi Kasih (YGK) pada siswa SD Tunas Jaya
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Erwin Suwono, Ketua Panitia Acara Lari ke Mimpimu memberi contoh kegiatan yang dilakukan Yayasan Generasi Kasih (YGK) pada siswa SD Tunas Jaya Kembang Kuning Surabaya.
Di sekolah itu, para donatur YGK turun langsung mengajar setiap Senin dan Selasa, serta Jumat dan Sabtu.
"Miris melihatnya. Di Surabaya, siswa kelas 5 SD tidak bisa membaca," kata Erwin.
Untuk program Anak Asuh (adopt a child), YGP mencari donatur yang siap memberikan dana setiap bulan sebesar Rp 125.000/anak per bulan.
Sampai saat ini sudah ada 300 anak asuh yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
"Yang jelas dilihat dari kondisi orangtua serta keinginan siswa untuk belajar," tandas Erwin.
Program anak asuh ini dikatakan Erwin untuk menekan anak putus sekolah. Program ini membantu siswa hingga bisa lulus SMA.
"Kami tidak ingin.ada.anak usia sekolah yang harus mencari nafkah di jalanan," pungkasnya.
Setelah melakukan lomba lari, peserta ikut gabung dalam berbagai kegiatan dalam rangka 17 Agustus yang masih jadi rangkaian Lari ke Mimpimu.
Lomba digelar untuk meningkatkan keakraban peserta lari ini antara lain, balap karung, sandal bangkiak, tarik tambang, dan lomba foto berhadiah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.