17 Luka Robek di Kepala Aipda Wayan Sudarsa, Pukulan Benda Tumpul Penyebab Kematiannya
Total 42 luka yang bentuknya bervariasi di sekujur tubuh korban meliputi luka terbuka, luka lecet, luka memar.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tim Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Bali mengautopsi jenazah I Wayan Sudarsa (53), Jumat (19/8/2016).
Sudarsa tewas dibunuh di Pantai Kuta, depan Hotel Pullman, Badung, Rabu (17/8/2016) dini hari.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan, tim forensik memulai proses autopsi pukul 09.45 Wita.
Sekitar pukul 11.53 Wita, Dudut keluar dari ruang forensik dan menerangkan hasil pemeriksaan dalam yang dilakukan timnya.
Hasil autopsi menemukan 17 luka robek di kepala korban.
Total 42 luka yang bentuknya bervariasi di sekujur tubuh korban meliputi luka terbuka, luka lecet, luka memar.
"Luka-luka yang ditemukan di wajah, kepala, dan lengan itu sesuai dengan hasil pemeriksaan luar yang dilakukan pada Rabu (17/8/2016) lalu," ujar dr Dudut.
Dudut menyebut penyebab kematian korban akibat pukulan berulang kali di kepala.
Hal ini mengakibatkan pembengkakan di otak yang menekan pusat pernapasan.
Luka robek di kepala terjadi karena batas trauma kepala di mana kulit yang memiliki elastisitas tertentu terlampaui sehingga terjadi luka robek.
Dudut juga menyebut benda yang digunakan untuk memukul korban adalah benda tumpul.
Benda tumpul tersebut belum dapat dipastikan, disesuaikan dengan barang-barang bukti mana yang sesuai dengan bercak darah korban nantinya.
Hasil autopsi juga menemukan luka perlawanan di tangan kanan dan kiri korban berupa memar.
Ini terjadi ketika korban menangkis serangan pelaku yang menyasar kepalanya.