Bulutangkis Mengubah Hidup Liliyana Natsir, Sekolah Cuma Lulus SD
Tak keliru keputusan Liliyana Natsir cuma lulus SD Eben Haezer, lalu tekun di bulutangkis. Ia menebus waktunya sebagai jawara bulutangkis.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Benno Natsir bukan main senang melihat putri bungsunya, Liliyana Natsir bersama Tontowi Ahmad meraih emas di Olimpiade Rio 2016.
Pasangan Tontowi/Liliyana merebut emas setelah menumbangkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di final bulutangkis ganda campuran dua set langsung di Riocentro Pavilion 4, Rabu (17/8/2016).
Begitu senang terhadap perjuangan Liliyana, senyum Benno terus mengembang saat ditemui Tribun Manado di bengkel miliknya, Korona Motor, Jalan 14 Februari, Wanea, Manado, Kamis (18/8/2016).
Benno yang biasa di panggil Ko Lili sampai mempersilakan pembeli di tokonya untuk membayar semaunya. "Mana-mana jo mo bayar (terserah mau bayar berapa saja, red)," kata di ke pembeli.
Saat bertandang ke kediaman Liliyana, terlihat piala serta penghargaan terpajang di atas meja. Tak sedikit fotonya tergantung memenuhi dinding. Keluarga biasa memanggil Liliyana dengan sebutan Yana.
Menurut Benno, Yana memang mempunyai tekad sangat kuat untuk menjadi atlet bulutangkis. "Saat selesai sekolah dasar di Eben Haezer, dia tidak akan meneruskan lagi," ia mengenang.
Akhirnya Benno memberi pilihan ke Yana. "Apakah akan berprestasi atau lanjut sekolah? Hanya dengan nada pelan dia mengatakan, 'prestasi papi,'" cerita Benno.
Mulai dari situ, Liliyana bertekad berlatih bulutangkis lebih giat lagi, sehingga Benno dan istrinya, Olly Maramis, bulat mendukungnya masuk PB Bimantara Tangkas, sekarang PB Djarum Jakarta.
Olly Maramis mengatakan, saking tekunnya di bulutangkis, Liliyana sampai sekarang belum memiliki pacar. "Dia sering curhat, tidak mau perpacaran dulu, karena ingin fokus dengan olahraga," cerita ibunya.
Ia menambahkan, sejak kecil Yana sudah tomboy. Tak aneh di tiap ia tampil di gelanggang bulutangkis, gaya rambut sampai cara berpakaian tak berubah.