Geliat Batik Alam Khas Banyuwangi (3), Pengrajin Kurang Tapi Batik Banyuwangi Banyak Diburu
Motif batik khas Banyuwangi banyak diburu pembeli dan kolektor dari berbagai tempat, sampai-sampai jumlah pengrajin kekurangan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Motif batik khas Banyuwangi banyak diburu pembeli dan kolektor dari berbagai tempat, sampai-sampai jumlah pengrajin kekurangan.
"Saat ini kami kekurangan tenaga pengrajin batik," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, kepada wartawan pada Rabu (24/8/2016).
Anas mengatakan pihaknya terus mendorong masyarakat untuk menjadi pengrajin batik. Seiring berkembangnya pariwisata Banyuwangi membuat permintaan batik terus meningkat.
Desainer kondang Indonesia, Merdi Sihombing (kiri), menunjukan batik yang menggunakan pewarna alam tetap mampu menghasilkan warna ?cerah, tidak pudar seperti batik alam pada umumnya, kepada Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Kamis (25/8/2016).
Baca: Geliat Batik Alam Khas Banyuwangi (1), Membongkar Tradisi Pewarna Kimia
Itulah yang membuat Banyuwangi gencar memberikan pelatihan-pelatihan membatik. Dengan pelatihan untuk pewarna alami batik bisa memutus mata rantai kebutuhan bahan pokok pewarna batik.
"Ini bukti konkret kami untuk industri batik Banyuwangi. Banyak transformasi-transformasi baru yang didapat. Bisa dilihat ada batik bermotif manggis, dan hal-hal baru di dunia batik," kata Anas.
Pengrajin-pengrajin batik yang mendapat pelatihan ini nantinya akan menjadi virus yang menyebar ke seluruh pengrajin batik di Banyuwangi. Mereka akan ditugaskan untuk menularkan ilmunya.
"Dengan demikian nantinya akan muncul batik perwarna alami yang berkualitas, dengan harga yang lebih murah," kata Anas.
Anas mengatakan pelatihan yang memadukan antara desainer nasional dan para perajin lokal dilakukan secara berkala dalam rangkaian menuju Banyuwangi Batik Festival (BBF) dan Swarna Fest yang digelar pada 9 Oktober mendatang.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbincang dengan desainer kondang Merdi Sihombing saat melihat industri batik pewarna alam, Rabu (24/8/2016).
Baca: Geliat Batik Alam Khas Banyuwangi (2), Berani Menciptakan Motif Batik di Luar Pakem
BBF adalah agenda tahunan Banyuwangi untuk mendorong geliat industri batik. Adapun Swarna Fest adalah ajang unjuk kreasi industri tekstil berpewarna alam yang digagas oleh Kementerian Perindustrian.
”Kami terus mendorong kinerja para perajin batik. Dampak ekonominya langsung ke UMKM dan perajin. Misalnya, makin banyak wisatawan yang bawa pulang oleh-oleh batik,” ujar Anas.
Dia mengatakan, dengan batik pewarna alam, para perajin bisa lebih untung karena harganya relatif bisa lebih tinggi lantaran cukup diminati oleh segmen konsumen tertentu.
”Dengan konten pemasaran bahwa batik ini memakai pewarna alam, harganya bisa lebih bagus. Ada pasar khusus yang berminat dengan produk seperti ini, sekaligus ini juga memotong mata rantai distribusi kain, pewarna kimia dan pewarna alam yang sebelumnya mereka beli dari daerah lain,” ujar Anas.
Apalagi Banyuwangi telah memiliki banyuwangi-mall.com yang merupakan situs belanja online untuk UMKM, sehingga pemasaran-pemasaran produk UMKM lebih luas.