Agus Bacok Tetangga yang Dituding Sebagai Penyantet Ayahnya
Agus menebas Munarah karena tidak serta merta memenuhi permintaannya untuk menyembuhkan sakit yang diderita ayahnya bernama Muksin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Malang Sri Wahyuni
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Dusun Krajan Desa Pringgondani, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur dikejutkan aksi pembunuhan, Sabtu (3/8/2016).
Munarah (80) tewas di tangan tetangganya sendiri, Agus Siswantoro (32).
Ia tewas akibat luka parah di leher belakang, sementara Agus menyerahkan diri ke Polsek Bantur dan kini ditahan di Polres Malang.
Agus menebas Munarah karena tidak serta merta memenuhi permintaannya untuk menyembuhkan sakit yang diderita ayahnya bernama Muksin (70).
Agus meminta Munarah karena dia yang menjadi penyebab sakit yang diderita Muksin.
Pagi itu, pukul 08.30 Wib, ketika laki-laki renta itu baru pulang mencari rumput.
Munarah hanya berjarak beberapa puluh meter dari rumahnya, ketika Agus mencegatnya.
Munarah menggendong ikatan rumput untuk kambingnya.
Terjadi percakapan singkat antara keduanya.
Agus menuduh Munarah sebagai dukun santet yang telah menyantet Muksin hingga sakit stroke selama lima tahun terakhir.
Awalnya Munarah mengelak tuduhan itu sehingga Agus jengkel dan mengacungkan parangnya.
Nah, di bawah ancaman itu, Munarah akhirnya mengaku sebagai dukun santet.
Agus pun meminta Munarah menyembuhkan penyakit sang ayah, namun korban tidak langsung menyanggupinya dan meminta waktu.
"Tetapi kemudian dibacok dari belakang. Awalnya mengenai telinga kiri. Sabetan kedua mengenai leher belakang," ujar Kanit Binmas Polsek Bantur Aiptu Dwi Bambang yang mengantarkan jenazah Munarah ke Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar.
Sabetan kedua membuat kakek renta itu tewas bersimbah darah.
Bukannya menolong, Agus meninggalkan tubuh korban dan menuju Polsek Bantur untuk menyerahkan diri.
Warga sekitar kaget melihat peristiwa itu dan membawa jenazah Munarah dibawa ke kamar mayat, usai proses identifikasi dan olah tempat kejadian perkara selesai.
Kerabat Munarah yang ikut mengantarnya ke kamar mayat, enggan memberikan keterangan kepada wartawan.
Seorang warga yang ikut dalam rombongan pengantar, namun enggan menyebut namanya, menuturkan jika Munarah dikenal sebagai laki-laki pendiam.
"Kerjanya ya ngarit itu, setiap hari ngarit karena kambingnya banyak. Dia dikenal sebagai laki-laki pendiam. Kalau disebut dukun santet, gimana membuktikannya," ujar laki-laki tersebut.
Ia menambahkan, ayah Agus, Muksin, sudah sakit sejak beberapa tahun lalu. Muksin tidak bisa beraktivitas karena terkena stroke.
"Nggak tahu kok disebut kena santet, padahal sudah sakit lama," katanya.