Kisah Sagi, Enam Tahun Mengantarjemput Siswa Bumi Khatulistiwa Dengan Bus Sekolah
Suara siswa-siswi bersenda gurau dengan rekan sebayanya mewarnai suasana di dalam bus yang tak berpendingin udara ini.
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Wahid Nurdin
Ada dua bus terlihat terparkir di halaman sekolah. Dari luar terlihat bus memiliki warna nominan biru muda, dengan tulisan di bodi samping bus bertulisan SMP Bumi Khatulistiwa, sementara di kaca depan bertulisan Bis Sekolah Yayasan Adijanto.
Kedua bus yang dioperasikan ini berpelat nomor KB 7641 AA dan KB 7642 AA. Dari luar, kedua bus ini memang terlihat terawat, bersih dan mengkilap. Sangat layak dan serasi bersanding dengan bangunan sekolah tiga lantai nan megah.
Siswa-siswi sekolah saat itu tak sedang dalam aktivitas belajar, namun berolahraga sesuai dengan minat bakatnya. Ada yang bermain futsal, tenis meja dan lainnya, sehingga pulangnya lebih awal dari jam belajar biasanya.
Sekitar pukul 10.02 WIB, bus yang dinaiki tribunpontianak.co.id kebetulan menempuh rute antar di sekitar Kubu Raya. Siswa-siswi terlihat mulai menaiki bus ini secara tertib.
Kondisi dalam bus tak jauh berbeda dengan di luar, terlihat bersih. Siswa-siswi terlihat mulai duduk menempati kursi bus.
Suara siswa-siswi bersenda gurau dengan rekan sebayanya mewarnai suasana di dalam bus yang tak berpendingin udara ini.
Dari 31 seat (kursi) yang dimiliki bus ini, tak semuanya ditempati siswa-siswi, ada yang terlihat berdiri sambil berkipas atau mendekatkan diri ke jendela yang tampak sebagian kacanya terbuka.
Satu persatu siswa-siswi diturunkan di titik penurunan (check point). Ada yang sendiri, berdua atau rombongan. Karena memang bertempat tinggal tak berjauhan.
Sopir bus SMP Bumi Khatulistiwa, Sagi (41) menuturkan telah sejak enam tahun silam bekerja mengemudikan bus sekolah tersebut. Jika sebelumnya ia mendapatkan tugas di rute dalam Kota Pontianak, kini ia bertugas di rute Kubu Raya.
Setiap harinya, Sagi harus bangun sekitar pukul 04.00 WIB, mempersiapkan diri dan sarapan, agar dapat berangkat dari rumahnya tidak lebih dari pukul 05.15 untuk segera tiba di sekolah sekitar pukul 05.30.
Sekitar 10 menit pula, ia memanaskan mesin bus terlebih dahulu. Karena sekitar pukul 05.45, ia harus sudah bergerak menjemput siswa-siswi di titik penjemputan pertama. Tepat pukul 05.50, di check point ini ia sudah ditunggu siswa.
"Titik kedua jam 06.00, titik ketiga jam 06.05, pokoknya sampai ke sekolah lagi sekitar pukul 06.45. Di rute Kubu Raya ini paling sekitar 45 menit cukup, kalau di rute kota agak lama, karena banyak jalur yang macet di sana," tuturnya, Sabtu (3/9/2016).
Di rute dalam Kota Pontianak, Sagi mengaku harus bangun lebih awal, karena ia harus berangkat dari sekolah sejak pukul 05.40, hingga menuju titik penjemputan pertama pukul 05.50.
"Walau macet, begitu sampai langsung-langsung naik saja. Karena titik penjemputannya tidak banyak. Lebih banyak di Kubu Raya. Sampai di sekolah sini sama, sekitar jam 06.45 - 06.50," jelasnya.