Tenaga Honorer Cemas, Terancam Dirumahkan Akibat Defisit Anggaran Pemda
Dinas Kesehatan Pemkab Paser Penajam Utara (PPU) pada 1 September lalu, sempat merumahkan 177 honorer karena keterbatasan dana.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, PENAJAM - Ratusan pegawai tidak tetap atau tenaga harian lepas yang bekerja di Dinas Kesehatan Pemkab Paser Penajam Utara (PPU) cemas.
Mereka waswas menjadi korban pemutusan hubungan kerja, dan dirumahkan sebagai dampak dari defisit anggaran pemerintah daerah. Anggaran hanya cukup untuk pembayaran hingga gaji Desember.
Dinas Kesehatan Pemkab Paser Penajam Utara (PPU) pada 1 September lalu, sempat merumahkan 177 honorer karena keterbatasan dana.
Kemudian, Pemkab dan DPRD setempat sepakat menyediakan anggaran sebesar Rp 1 miliar lebih untuk gaji THL hingga Desember mendatang.
Sebelumnya, Pemkab Kutai Kartanegara, telah merumahkan sebanyak 356 orang pegawai harian atau honorer, awal tahun.
Pemkab Kukarmelakukan hal itu karena berkurangnya dana bagi hasil dari pemerintah pusat sebagi imbas erus merosotnya harga minyak di pasaran internasional.
"Mau bagaimana lagi nanti pak, kalau betul-betul diberhentikan. Mau tidak mau saya jualan sembako dan suami harus mencari pekerjaan lain lagi," ujar Lilis, pegawai lepas pada Dinas Kesehatan PPU.
Ibu empat orang anak ini mengaku selama ini menjadi tenaga harian lepas untuk membantu suaminya yang berjualan sembako. Namun jika kelak nanti diberhentikan selaku THL, kemungkinan akan menjadi berjualan menggantikan suami, sementara suaminya akan mencari profesi lain.
Rahma, menjadi staf di Dinkes juga mengaku waswas apalagi selama ini gaji yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama dengan adiknya.
Bahkan semua Rahma berencana melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.
"Tapi kalau nanti saya berhenti THL, terpaksa mimpi untuk kuliah bisa batal. Lebih baik saya biayai adik yang masih sekolah," katanya.
Dian Astuti, sudah menjalani profesi THL di Dinkes selama empat tahun, tepatnya sejak 2013 lalu.
Sejak menjadi THL perantau asal Sulawesi Selatan ini, sambil bekerja, bisa menempuh kuliah di STIMIK Borneo Jurusan Manajemen Informatika.
"Saya sudah semester 5 dan mudah-mudahan bisa selesai," katanya. Menurut Dia, untuk kebutuhan hidup dan kuliah, dapat bisa dipenuhi dengan gaji yang diterima setiap bulan mencapai Rp 1,3 juta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.