Salawat Fulus di Padepokan Kanjeng Dimas yang MUI Jatim Terganggu
Ada beberapa ajaran Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Probolinggo yang dianggap menyesatkan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ada beberapa ajaran Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Probolinggo yang dianggap menyesatkan.
Mulai dari salawat, salat, dan bacaan-bacaan yang diduga tidak sesuai dengan syariat Islam. Namun, ada salah satu yang membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim sangat terganggu itu yakni salawat fulus.
Salawat ini harus dibaca oleh setiap pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang tinggal di tenda-tenda dekat padepokan.
Salawat fulus ini ditemukan dari sebuah kalimat yang ada di brosur padepokan. Brosur ini sudah tersebar di beberapa kalangan masyarakat sekitar.
Sekretaris MUI Probolinggo, Yasin mengatakan, jika itu diartikan maka artinya berbeda dari makna sesungguhnya.
"Kami sudah mencoba mengartikannya, kurang lebih artinya itu: Ya Allah beri rahmad kepada nabi muhammad dengan salawat dan rahmat yang bisa melipat gandakan harta, uang, pakaian, makanan dengan nafas yang dihembuskan di antara mereka kembali," katanya, Rabu (28/9).
Selain itu, kata dia, ada juga hal lain yang sedikit janggal, yakni bacaan: Ingsun sejatine Allah, wujud ingsun dzat Allah, Allahhu Akbar, Allahhu Akbar.
"Namun semuanya masih kami kaji dulu. Itu hanya temuan di lapangan. Yang jelas apa yang ada di lapangan ini, akan menjadi fokus kami termasuk menyelidiki maksud bacaan salawat fulus," pungkasnya.(Surya/lih)