Seorang Ibu Tak Sadar, Dahi Anaknya Robek Digigit Anjing Liar
Asyik berbincang dengan penjaga konter ponsel, seorang ibu tak sadar anaknya yang berusia empat tahun tergigit anjing liar. Begini cerita selanjutnya.
Penulis: Slamet Teguh Rahayu
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Slamet Teguh Rahayu
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Nasib malang menimpa balita bernama Abdi Galang Pratama (4). Ia harus dirawat intensif di RSUD Palembang Bari usai digigit seekor anjing.
Abdi dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami luka robek cukup parah di dahi hingga mengenai mata kirinya pada Kamis (6/10/2016) petang.
Yustini (22) bercerita, mulanya ia mengajak anak pertamanya itu ke konter pulsa tak jauh dari kediamannya di Perumahan Alex Noerdin, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
Tim medis RSUD Palembang Bari memberikan pertolongan kepada Abdi Galang Pratama, bocah empat tahun yang mengalami luka robek di dahi akibat tergigit anjing liar. TRIBUN SUMSEL/SLAMET TEGUH RAHAYU
Ketika asyik berbincang dengan pemilik konter, Yustini tak sadar di belakang mereka ada seekor anjing berwarna cokelat. Ia tak melihat anaknya telah digigit anjing tersebut dan mengalami luka serius.
"Saat itu juga anak saya tidak menangis, hanya ada ucapan minta tolong. Saat saya lihat, ternyata sudah ada anjing menggigitnya," kata Yustini saat ditemui Tribun Sumsel di RSUD Palembang Bari, Jumat (7/10/2016).
Segera Yustini mengusir anjing tersebut. Anjing itu akhirnya kabur setelah Yustini melemparkan sandal miliknya dan batu ke arah anjing itu.
"Saya langsung menjerit-jerit minta tolong, akhirnya banyak warga datang. Setelah anjing itu lari, kami langsung membawa anak saya ke rumah sakit. Darahnya ketika cukup banyak keluar," ungkap dia.
Serang Siswa MI di Jambi
Kejadian serupa juga pernah terjadi di provinsi Jambi pada akhir September lalu.
Rahimin seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengalami luka pada bagian pipi karena digigit anjing.
Akibat gigitan anjing, warga Parit Atong, Desa Pabunga, Kecamatan Betara itu mengalami luka robek di pipi kanan sepanjang dua sentimeter.
Peristiwa itu, menurut Soni yang kerabat korban, terjadi saat saat Rahimin hendak membeli pena.
Ketika anjing mengejar, Rahimin sudah berusaha menghindar dengan cara berlari.
Tetapi nahas, dia terjatuh dan anjing langsung menyerang dan menggigit pipi kanan.
Fakta Ketersediaan Vaksin
Gigitan anjing di pipi kanan Rahimin secara tak sengaja mengungkap fakta bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sudah tidak menganggarkan belanja obat serum anti rabies (SAR) sejak dua tahun lalu.
Untuk diketahui, usai Rahimin diserang anjing, ia langsung dibawa ke Puskesmas Betara untuk diberi pertolongan.
Sesampainya di sana, oleh dr Panggung, korban tidak beri suntikan serum anti rabies (SAR), melainkan hanya antibiotik.
Tidak tersedianya obat anti rabies, diketahui saat Kepala Bidang P2PL, Dinas kesehatan Kabupaten Tanjab Barat, Sekarti Kani Santi, mengatakan dinkes sudah tidak menganggarkan belanja obat serum anti rabies (SAR) sejak dua tahun lalu.
Itu merupakan dampak defisit anggaran bagi SKPD, sehingga melakukan efisiensi dan skala prioritas.
Padahal SAR dibutuhkan bagi korban gigitan binatang, semisal anjing, kucing dan monyet.
Untuk memenuhi kebutuhan serum, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Barat meminta bantuan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
"Sudah dua tahun ini kita terpaksa minta ke provinsi. Tahun ini kita minta 10, tapi cuma diberi lima," ucapnya, Selasa (27/9).