Tiap Hari, Jatim Ekspor 75 Kilogram Sambal ke Australia
Permintaan sambal produksi industri kecil menengah (IKM) asal Jatim untuk diekspor ke luar negeri terus meningkat.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Permintaan sambal produksi industri kecil menengah (IKM) asal Jatim untuk diekspor ke luar negeri terus meningkat.
Saat ini, setiap hari sambal yang di produksi oleh sekitar 15 IKM jumlahnya rata-rata mencapai 300 kilogram. IKM tersebut tersebar di sejumlah wilayah, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang.
"Dari jumlah itu, seperempat atau 75 kilogram diekspor ke luar negeri, dengan negara tujuan Australia dan sejumlah negara lainnya," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Ardi Prasetyawan, Kamis (20/10/2016).
Dengan terus meningkatnya permintaan, pihaknya minta IKM yang memproduksi Sambal Cok, Sambal Bu Rudi, dan berbagai merek sambal lainnya menambah jumlah produksi sambal mereka.
Itu harus dilakukan, karena meski pembuatannya memakai alat sederhana. Tapi, konsumen mulai banyak yang menyukainya.
"Apalagi packaging atau kemasannya juga cukup menarik. Tak kalah dengan sambil buatan pabrik besar," ucapnya.
Ardi yakin, sebenarnya jumlah sambal yang diproduksi IKM di Jatim jauh lebih banyak. Tapi tidak semua dari mereka yang melaporkannya ke Disperindag.
"Makanya kita menghimbau agar mereka mau lapor, agar kita bisa melakukan pembinaan untuk perbaikan & kualitas produk yang dihasilkan, serta membantu pemasarannya," tegas Ardi, yang juga mantan Kepala Biro Perekonomian Jatim ini.