Diteror Bom Agar Dolly Dibuka Lagi, Risma Tetap Kekeh Tidak Mau
Wali Kota Surabaya Tri Rismahariniakhirnya menanggapi ancaman teror bom di Balai Kota Surabaya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismahariniakhirnya menanggapi ancaman teror bom di Balai Kota Surabaya.
Ancaman itu bermotif ingin agar eks-lokalisasi Dolly kembali dibuka.
"Iya aku tahu itu terornya, jadi begini Dolly itu ditutup lebih kepada aku pengen menyelamatkan anak-anak di sana."
"Bukan apa-apa, Dolly di tutup bukan soal agama atau apapun. Sungguh, aku cuma pengen menyelamatkan masa depan anak-anak di sana, karena mereka punya hak yang sama," tegas Risma, Sabtu (22/10/2016).
Lebih jauh Risma mengatakan, bila anak-anak yang hidup dan tinggal di kawasan eks-lokalisasi Dolly kala itu tidak segera diselamatkan, maka akan mempengaruhi masa depannya.
Risma pun mencontohkan, bila anak-anak hidup dengan dunia orang dewasa, maka semua kebahagiaan sewaktu masa anak-anak akan hilang.
"Kasihan mereka, kalau anak-anak ini harus melihat pekerjaan yang tidak seharusnya dicontoh tapi di sana mereka dapat menjumpai itu dengan leluasa."
"Mau jadi apa anak-anak ini. Jadi, tolong pikirkan masa depan anak-anak ini jangan asal minta Dollydibuka," tegas mantan Kepala DKP Kota Surabaya ini.
Oleh karena itu, Risma tak akan terpengaruh bila ada ancaman teror bom dan oknum tersebut berkeinginan meminta Dolly dibuka. Risma akan tetap pada prinsipnya, yakni mengutamakan anak-anak.
"Enggak, gak mempan aku. Karena aku lebih memikirkan anak-anak. Biarkan itu, toh sudah diurus sama Polda dan Gegana juga," terangnya.
Ancaman teror bom pada Rabu (19/10) lalu, memang membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya lebih memperketat penjagaan dan keamanan.
Selain itu, kini ada empat metal detector yang terpasang di tiga lokasi yakni rumah kediaman wali kota, kantor Balai Kota dan kantor pemerintahan Surabaya.