Masjid Tempat Tinggal Pelaku Bom Pertama Kalinya Digunakan Salat Jumat
Masjid Al Mujahiddin yang merupakan tempat tinggal pelaku bom Gereja Oikumene, Jumat (18/11/2016) pagi dibersihkan oleh warga sekitar.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Masjid Al Mujahiddin yang merupakan tempat tinggal pelaku bom Gereja Oikumene, Jumat (18/11/2016) pagi dibersihkan oleh warga sekitar, bersama TNI dan Polri.
Pagi tadi warga, dibantu TNI dan Polri, serta pihak Kecamatan Loa Janan Ilir melakukan bakti sosial membersihkan gereja Oikumene dan Masjid Al Mujahiddin.
Selain bagian masjid, ruangan di belakang masjid yang jadi tempat tinggal pelaku, juga turut dibersihkan.
Bahkan, masjid tersebut diganti namanya oleh warga yang disetujui oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Samarinda menjadi Al Ishlah yang artinya perdamaian.
Dan hari ini akan dilaksanakan Salat Jumat berjamaah untuk pertama kalinya di masjid tersebut, setelah sebelumnya hanya dilakukan untuk orang-orang tertentu, kelompoknya pelaku, Juhanda.
"Setelah dibersihkan, masjid ini akan diambil alih oleh warga sekitar, termasuk pengurus masjidnya. Karena sebelumnya masjid ini hanya digunakan oleh kelompok tertentu saja," kata Plh Camat Loa Janan Ilir, Nofiansyah Hendra Hakim, Jumat (18/11/2016).
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Samarinda, Masdar Amin menjelaskan, pihaknya sudah setuju untuk mengganti nama masjid tersebut.
Masjid yang telah berdiri sejak tahun 1994 itu memang dari awal bernama Al Mujahiddin, yang artinya orang yang bersungguh-sungguh.
"Sinonimnya memang artinya jihad, namun arti dari nama masjid yang lama orang yang bersungguh-sungguh, dan tindakannya jihad. Penggantian nama ini juga saran dari warga, dan kami sepakati nama masjid ini jadi Al Ishlah," ungkapnya.