''Tak Ada Orang Aceh yang Stres Karena Tsunami, Kalau Gara-gara Pilkada Ada''
Salah satu hal yang disampaikan Farid hingga membuat hadirin tertawa adalah ketika dirinya menyoal pertanyaataan para pakar psikologi pasca-tsunami.
Penulis: Subur Dani
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA menyampaikan tausiahnya pada puncak peringatan 12 tahun terjadinya musibah gempa dan tsunami, yang diselenggarakan Pemerintah Aceh di Masjid Baiturrahim, Ulee Lehue, Banda Aceh, Senin (26/12/2016).
Seperti biasa, Prof Farid menyampaikan tausiahnya dengan penuh kocak, hingga memantik canda tawa para peserta yang hadir dalam acara tersebut.
Salah satu hal yang disampaikan Farid hingga membuat hadirin tertawa adalah ketika dirinya menyoal pertanyaataan para pakar psikologi pasca-tsunami yang menyebutkan orang Aceh yang dilanda tsunami akan stress permanen.
“Saat itu ada pakar berkesimpulan, orang Aceh yang ada kaitannya dengan tsunami akan stress permanen, itu dimuat di halaman depan koran saat itu,” sebut Farid.
Karena stamen pakar kala itu, dunia heboh.
Para relawan psikologi baik nasional dan internasional berdatangan untuk memberikan trauma healing kepada masyrakat Aceh.
“Sesampai mereka ke sini, ternyata itu tidak terbukti. Tidak ada orang Aceh yang stres karena tsunami, tapi kalau gara-gara lain banyak, misalnya gara-gara pilkada hari itu ada,” pungkas Farid disambut tawa para hadirin yang hadir.
Doa Bersama
Warga Gampong Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, menggelar doa bersama dalam rangka memperingati 12 tahun gempa dan tsunami yang melanda Aceh di Balee Pengajian Al Ikhlas, gampong setempat, Senin (26/12/2016).
Ilustrasi doa bersama (SERAMBINEWS | TAUFIK ZASS)
Acara itu dirangkai dengan peringatan maulid Nabi Muhammad saw dengan penceramah Ustaz Umar Ismail.
Ketua Panitia Zulfian mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat Gampong Cot Lamkuweuh.
Menurutnya, saat terjadi gempa dan tsunami banyak warga setempat yang menjadi korban.
"Kita mengadakan doa bersama untuk korban tsunami. Untuk kegiatan ini sendiri, kita mengumpulkan dana dari kutipan masyarakat. Kita berharap para syuhada mendapat tempat yang layak disisi Allah," katanya.
Pada acara itu, masyarakat Cot Lamkuweuh juga menggalang dana untuk korban gempa Pidie Jaya.
Sumbangan itu akan diserahkan kepada korban gempa melalui Dompet Bencana Pijay Serambi Indonesia sebanyak Rp 1.570.000.
"Semoga sumbangan ini bisa meringankan beban korban gempa," katanya. (serambi indonesia/subur dani/masrizal)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.