Warga Pingsan Hingga Perhiasan Hilang Saat Eksekusi Kampung Bugis Serangan
Tak sedikit warga mengalami bocor di kepala akibat saling melakukan pemukulan pentungan dengan pihak Kepolisian
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Eksekusi lahan seluas 94 are atau 9400 meter persegi di kampung Bugis Serangan Denpasar Selatan berakhir ricuh.
Tak sedikit warga mengalami bocor di kepala akibat saling melakukan pemukulan pentungan dengan pihak Kepolisian.
Eksekusi pun sudah berjalan dengan pemerataan bangunan warga.
Pantauan Tribun Bali, eksekusi dilakukan seusai aparat berwajib berhasil mengevakuasi warga dari jalan raya menuju rumah warga.
Sayangnya, evakuasi warga berjalan ricuh hingga bentrok dan saling pukul.
Dihimpit pihak Kepolisian yang terjun dengan personel penuh membuat warga mesti menyingkir.
Tragisnya, tak hanya persoalan bentrok.
Warga juga berteriak marah karena menganggap eksekusi ada muatan laiknya perampokan. Sebab, barang berharga warga hilang.
Meski ada juga yang kemudian ditemukan.
Satu di antara 36 KK yang menempati lahan 94 are itu, Husein (48) mengaku kehilangan perhiasan.
Perhiasan berupa kalung emas, cincin dan gelang raib dari lemari yang dikeluarkan paksa oleh aparat berwajib.
"Semua hilang. Uang tidak tahu berapa. Yang bisa saya selamatkan hanya ijazah anak saya saja," kata Husein Selasa (3/12/2016).
Bapak Anak tiga itu mengaky bahwa anaknya masih kecil-kecil. Dan atas hal ini, ia menganggap bahwa ada unsur pencurian di sini.
Salah seorang warga Zaenuddin (35) warga Kampung Bugis Serangan, menjadi korban dalam peristiwa siang ini.
Ia mendapat dua kali pukulan dari Dalmas Polresta Denpasar.
Ia mengaku melawan karena terhimpit dari depan dan belakang dan akhirnya harus pasrah dan minggir di lapangan.
"Saya dua kali dipukul, sudah tidak tahan akhirnya saya keluar. Dan akhirnya diobati hanya dengan perban saja," ungkapnya. (ang)