Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologis Meninggalnya Santri versi Pesantren, Saat di Pondok Dimas Masih Bernafas

Alif mengatakan, dalam satu kamar dihuni delapan santri. Saat kejadian, korban mendatangi kamar pelaku ketika semua penghuni kamar bersiap tidur.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kronologis Meninggalnya Santri versi Pesantren, Saat di Pondok Dimas Masih Bernafas
Tribun Jateng/Dini Suciatiningrum
Koordinator SDM pesantren, Alif setiawan menunjukkan kamar pelaku yang menjadi saksi bisu tewasnya Dimas Khilmi, Sabtu (14/1/2017). TRIBUN JATENG/DINI SUCIATININGRUM 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dini suciatiningrum

TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Pihak pengurus Pondok Pesantren Modern Selamat akhirnya buka mulut terkait insiden yang menewaskan siswa sekaligus santri ponpes, Dimas Khilmi (18), Kamis (12/1/2017) di asrama pesantren.

Tiga pengurus pesantren juga menunjukkan lokasi penganiayaan di asrama putera, Blok I 458.

"Dalam kamar ini korban meninggal," ujar Koordinator SDM pesantren, Alif setiawan menunjukkan kamar yang terkunci gembok.

Alif mengatakan, dalam satu kamar dihuni delapan santri. Saat kejadian, korban mendatangi kamar pelaku ketika semua penghuni kamar bersiap tidur.

Entah bagaimana, korban dan pelaku MA (16) cekcok dan berkelahi hingga membuat Dimas terkapar.

"Saya tidak tahu bagaimana kondisi Dimas saat itu, sebab anak-anak sudah menggotong Dimas ke unit kesehatan sekolah," paparnya.

Berita Rekomendasi

Karena tidak sadar, pihak pondok melarikan Dimas ke rumah sakit RSUD Soewondo Kendal yang berjarak 3,5 km dari pesantren.

"Saya tidak tahu apakah Dimas meninggal saat perjalanan atau di rumah sakit, yang jelas saat masih di pondok, dia masih bernafas," imbuhnya.

Pemilik yayasan Pondok Pesantren Selamat, Slamet Soemadyo (kiri kemeja merah muda) bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Agus Rifai (kanan kemeja batik) memberikan klarifikasi insiden yang menewaskan santri pesantren tersebut, Sabtu, (14/1/2017). TRIBUN JATENG/DINI SUCIATININGRUM
Pemilik yayasan Pondok Pesantren Selamat, Slamet Soemadyo (kiri kemeja merah muda) bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Agus Rifai (kanan kemeja batik) memberikan klarifikasi insiden yang menewaskan santri pesantren tersebut, Sabtu, (14/1/2017). TRIBUN JATENG/DINI SUCIATININGRUM

Sementara, Kepala Sekolah SMA Pondok Pesantren Modern Selamat, Ari Isnaini mengatakan, motif yang menyebabkan perkelahian karena permasalahan kedisiplinan.

Korban mendatangi pelaku di kamar karena tidak terima MA lolos dari sanksi sekolah, padahal Dimas ikut melanggar peraturan sekolah bersama empat teman korban yakni merokok di area pesantren.

"Dari saksi katanya perkelahian tersebut berlangsung singkat," terangnya.

Meski tidak ada kamera CCTV di lingkungan ponpes, Ari mengklaim bahwa keamanan asrama sudah ketat dengan adanya jam malam yang melarang santri ke luar kamar di atas pukul 22.00 WIB.

Tiap satu jam, petugas keamanan selalu berkeliling asrama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas