Warga Blang Meukik Pasrah Saat Lihat Kawanan Gajah Liar Rusak Sawahnya
Padi tajok yang ditanam di lahan kering dengan mengandalkan hujan yang kini berumur satu bulan itu, hancur total diobrak-abrik satwa itu
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Gerombolan gajah mengamuk dan merusak tanaman padi tajok di areal Blang Meukik Gampong Tunong Keumala Dalam, Kecamatan Keumala, Pidie, sejak sepekan terakhir ini.
Padi tajok yang ditanam di lahan kering dengan mengandalkan hujan yang kini berumur satu bulan itu, hancur total diobrak-abrik satwa dilindungi itu.
Keuchik Tunong Keumala Dalam, Fakhruddin (29) kepada Serambi, Senin (23/1) mengatakan, kawanan gajah liar berjumlah 20 ekor itu sudah sepekan terakhir bertahan di Blang Meukik dengan merusak tanaman padi tajok.
“Gerombolan gajah tersebut merupakan kelompok yang terpisah dari kawanan gajah yang digiring dari Gampong Tuha Lala, Kecamatan Mila.” ujarya.
Menurutnya, kelompok gajah liar yang kini berkeliaran di Blang Meukik itu merupakan singgahan kedua satwa langka.
Kawanan gajah liar sebelumnya juga merusak padi di areal persawahan Gampong Tunong. Saat itu, puluhan hektare sawah berisi tanaman padi diinjak satwa yang bertubuh bongsor itu.
Habil Razali (21), warga lainnya menyebutkan, keberadaan gajah liar yang merusak padi telah dilaporkan ke Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutun) Pidie. Tapi, sampai kini belum ada tindakan nyata dari petugas di lapangan untuk mengusir satwa liar itu.
“Petani tidak berani lagi turun untuk bertanam padi tajok sejak kawanan gajah liar datang mengganggu,” ujarnya.
Menurut Habil, petani telah berusaha mengusir gerombolan gajah liar itu dengan cara tradisional, yakni membakar marcon. Namun, kawanan gajah itu tidak takut dengan suaran letusan marcon.
“Jangan sampai warga hilang kesabaran dengan melakukan tindakan yang dilarang seperti membunuh atau meracun gajah. Sebab, petani ditimpa kerugian akibat padi di sawah dan tanaman di kebun menjadi sasaran perusakan hewan besar itu,” katanya.
Camat Keumala, Basri Yusuf, kepada Serambi kemarin menjelaskan, jumlah kawanan gajah liar 20 ekor yang berpencar dua kelompok. Petani sangat resah dengan kemunculan kembali satwa berbelalai itu.
“Kali ini, amukan gajah semakin parah yang merusak tanaman padi warga. Petugas Dihutbun Pidie yang telah saya laporkan, tidak tahu harus melakukan tindakan dalam mengusir kawanan gajah itu,” kata Camat Basri.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dihutbun) Pidie, Syarkawi MSi yang dikonfirmasi Serambi, Senin (23/1) menjelaskan, kawanan gajah yang kini berkeliaran di Keumala merupakan kelompok gajah yang telah digiring dari kawasan hutan Mila. Gerombolan gajah itu telah diantarkan dengan perantaraan gajah jinak ke habitatnya.
“Kini, gajah yang telah digiring itu kembali lagi ke kawasan perkebunan warga di Keumala,” kata Syarkawi.
Katanya, saat ini petugas dinas akan melakukan cara manual dalam mengusir gajah tersebut.
Petugas akan turun langsung ke Keumala, Selasa (24/1), untuk mengetahui posisi kawanan gajah berkeliaran untuk dilakukan penggiringan.
Warga tidak melakukan tindakan yang mengancam kurangnya populasi gajah liar itu.
“Warga bersabar, tahun ini Dinas Kehutanan Aceh dan Pemkab akan membangun Corservation Respons Unit (CRU) di Mila. Ini merupakan solusi untuk mengusir gajah liar saat mencari makan di kebun dan sawah warga. Sebab, tidak ada cara lain karena kawanan gajah tetap turun akibat habitat satwa langka itu telah dirusak,” kata Syarkawi. (naz)