Gajah Liar Beranak di Kebun, Warga Tidak Berani Usir
Puluhan hektare tanaman padi di kawasan tersebut pun rusak diinjak satwa liar itu, termasuk tumbuhan produktif lainnya seperti pinang dan coklat
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Gerombolan gajah liar yang diperkirakan berjumlah sembilan ekor, berkeliaran di areal kebun petani petani di perbatasan Keumala Dalam di Kecamatan Keumala, dan Gampong Geunie di Kecamatan Tangse.
Puluhan hektare tanaman padi di kawasan tersebut pun rusak diinjak satwa liar itu, termasuk tumbuhan produktif lainnya seperti pinang dan coklat menjadi santapan binatang berbadan besar tersebut.
Keuchik Tunong Keumala Dalam, Fakhruddin, kepada Serambi, Minggu (19/2) mengatakan, jumlah kawanan gajah yang masih berkeliaran di kawasan Kecamatan Keumala berjumlah 26 ekor yang menyebar dua kelompok.
Satu kawanan berjumlah sembilan ekor, hingga kini masih bertahan di perkebunan Cot Rheng Keumala Dalam yang berbatasan di Gampong Geunie, Kecamatan Tangse.
“Lokasi berkeliarannya gajah hanya berjarak 700 meter dengan perkampungan warga. Sehingga gerombolan gajah mudah dilihat warga saat mengubrak-abrik sawah dan kebun warga,” kata Fakhruddin.
Dari laporan warga, satu kelompok kawanan gajah yang telah terpisah berjumlah 17 ekor, kini berkeliaran di dekat Krueng Mukejek Keumala. Lokasi tersebut cukup jauh dari permukiman warga.
Selain padi, warga pemilik kebun juga merugi akibat pohon pinang yang mereka tanam turut menjadi sasaran amukan kawanan gajah.
"Pohon pinang memasuki masa panen saat umur 4,5 tahun. Kini petani harus menanamnya lagi dan harus menunggu 4,5 tahun lagi untuk bisa memanennya,” kata Fakhruddin.
Keuchik Tunong Keumala Dalam, Fakhruddin mengatakan, sembilan ekor gajah masih bertahan di kawasan Cot Rheng, sambil menyantap padi tajok milik warga.
Petani pun pasrah dengan kondisi ini, namun berharap pemerintah turun tangan mengusir gajah dari lokasi tersebut.
Kata Fakhruddin, kawanan gajah liar itu bahkan telah melahirkan anak yang masih berumur satu minggu.
Petani pun belum berani mengusir gajah ini karena takut induk gajah akan mengamuk karena sangat sensitif jika diganggu.
“Upaya warga mengusir hewan ini menggunakan marcon, tidak membuahkan hasil. Warga sekarang pasrah terhadap ganguan hewan besar tersebut yang merusak tanaman sawah dan kebun warga,” kata Fakhruddin.(naz)