Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Artis Mural Dunia Menggambar Dinding Gedung Tua di Medan

Kawasan Pasar Hindu, Medan, Sumatera Utara, mendadak meriah. Warga terpana melihat kemampuan artis mural dunia Ernest Zaharevis.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Y Gustaman
Tribun Medan/Jefri Susetio
Mural dua bocah bermain di becak di dinding gedung tua kawasan Pasar Pandu, Medan, Sumatera Utara, adalah karya artis mural dunia Ernest Zaharevis, Senin (20/2/2017). TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
Tribun Medan/Jefri Susetio
Mural dua bocah bermain di becak di dinding gedung tua kawasan Pasar Pandu, Medan, Sumatera Utara, adalah karya artis mural dunia Ernest Zaharevis, Senin (20/2/2017). TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO

“Kenapa harus menggambar becak,” tanya Tribun Medan/www.tribun-medan.com, ia menjawab pilihan gambar becak diputuskan lewat diskusi mengingat becak merupakan ciri khas transportasi di Medan.

“Becak merupakan transportasi yang sangat populer di Sumut, terutama Kota Medan jadi saya pengin ketika turis melihat becak langsung ingat Medan. Begitu posting di instagram dan media sosial ada banyak orang melihat Medan,” ia menambahkan.

Murals sangat populer di Eropa dan Amerika, namun di berbagai negara Asia kurang diminati. Karena itu, lukisan humanis murals harus dikembangkan agar dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Apalagi di tengah kemajuan teknologi dan sosial media, dapat lebih efektif dan efisien memperkenalkan kota ini.

"Artis murals ini punya jutaan penggemar, begitu gambarkan foto ini di Medan, akan banyak orang datang. Jadi banyak orang pengin datang. Saya merencanakan 10 artis ke Medan dengan rangkaian murals art trail. Mereka datang bergantian hingga  April atau Mei mendatang,” kata dia.

Lokasinya nanti berbeda-beda dengan ciri khas gambar yang berbeda pula. Karena itu, gambarnya berbeda-beda, ada berbentuk seni rupa, dari besi, jadi harus disesuaikan dengan nuasa bangunan yang mendukung.

“Kami inginnya Medan sebagai kota pertama, sebelum Surabaya deklarasi cara serupa untuk mendokrak pariwisata,” Rusmin menambahkan.

Sedangkan, Tan Chor Whye, warga Penang yang membantu datangkan Ernest menyatakan, Ernest punya ciri khas tema melukis tentang keluarga, anak-anak dan kemanusiaan. Sehingga, karyanya dikenal sangat humanis dan interatif.

BERITA TERKAIT

“Ernest biasanya menghabiskan waktu tiga hari untuk gambar satu tema. Dan saya penginya selain Penang, yang sudah memulai murals, Medan menjadi kota seni destinasi dunia. Namun, kami hanya fasilitasi mendatangkan mereka, namun Ernest yang memilih lokasi dengan objek gambar khas lokal,” katanya.  

Sebelumnya, artis mural Gabriel Pitcher, telah menuntaskan gambar Mak Ican, nenek berusia sekitar 90 tahun di dinding rumah berlantai dua di kawasan perkampungan warga Maltatuli, Medan, Sumut.

Gambar Mak Ican mengundang decak kagum karena mirip sekaligus jadi daya tari pelancong.

Gabriel melukis wajah Mak Ican selama dua hari. Warga antusias melihat karya bule yang selama ini menetap di Penang. Mereka tidak beranjak dari lokasi sebelum Gabriel menyudahi gambar sekitar pukul 20.00 WIB.

“Saya tanya mengapa gambar perempuan lansia?  Mereka menjawab, pola bentuk karakter wajahnya sangat khas sebagai orang Medan dan kuat sekali, jadi memang khas daerah ini. Jadi saya mendorong sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat lokal sini,” ungkap dia.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas