Amuk Massa di Brebes Salah Sasaran, Dikira Penculik Bayi Ternyata Pelamar Kerja
Gara-gara berita hoax yang beboh di Brebes telah makan beberapa korban. Dalam beberapa hari terakhir, ada orang gila jadi sasaran karena dituduh mencu
TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Gara-gara berita hoax yang beboh di Brebes telah makan beberapa korban. Dalam beberapa hari terakhir, ada orang gila jadi sasaran karena dituduh menculi anak-anak. Demikian juga orang yang tak dikenal jadi korban amuk massa gara-gara informasi yang belum dicek kebenarannya.
Terbaru, seorang pemuda jadi korban amuk massa di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Rabu (1/3/2017).
Beruntung polisi segera datang mengamankan pemuda tersebut, di tengah-tengah ratusan warga berkerumun untuk menghabisinya.
Alasannya sama, ratusan warga terpancing emosi berita hoax yang menyebutkan ada orang berkeliaran untuk menculik bayi atau anak-anak di Brebes. Kontan saja warga bersiap-siap jika ada orang tak dikenal muncul di lokasi tersebut langsung dituduh atau dicurigai sebagai penculik.
Pemuda yang bukan asli warga setempat itu dituduh sebagai penculik anak. Sehingga jadi sasaran amuk massa. Polisi tiba di lokasi di RT 001 RW 004 Desa Kluwut, saat sejumlah warga menangkap pemuda yang dicurigai sebagai penculik anak. Pemuda yang jadi sasaran amuk massa itu kemudian teridentifikasi sebagai pelamar kerja atau pencari kerja, asal Purwokerto.
"Dicurigai sebagai penculik anak, pemuda itu langsung dipukuli warga. Otomatis warga lain pun ikut memukulinya," ucap warga setempat, Satwi (55) yang ikut mengamankan pemuda tersebut dari amukan massa.
Menurutnya, pemuda berumur 20 tersebut rehat dan salat di musala desa. Kemudian, sempat mondar- mandir sehingga warga curiga. Setelah diamankan di kantor desa, kata dia, pemuda itu sempat ditanya. Ternyata ia kehabisan uang sehingga diturunkan bus di desa tersebut.
"Tadi kami tanya, ia mau pergi ke Jakarta buat melamar kerja. Makanya ada ijazah di tasnya," tuturnya.
Polisi pun membawa pemuda itu ke Mapolres Brebes menggunakan truk.(Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto)