Ketua RT Minta Istri dan Anak Pembunuh Julhaidir Pindah
Banyak warga yang mengira, hal tersebut tidak akan dilakukan oleh pelaku karena korban diduga mengalami gangguan jiwa
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Peristiwa tewasnya Julhaidir (37), yang ditebas parang oleh tetangganya, Rom Lakan (41), di jalan Kedondong Dalam IV, Samarinda Ulu, mengejutkan warga.
Meski keduanya telah lama berkonflik, namun warga sekitar tidak pernah menyangka jika pelaku yang sehari-hari hanya berkebun itu nekat menghabisi tetangganya tersebut.
Banyak warga yang mengira, hal tersebut tidak akan dilakukan oleh pelaku karena korban diduga mengalami gangguan jiwa, karena diketahui korban pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
"Rata-rata warga sekitar tahu kalau korban pernah dirawat di rumah sakit jiwa, korban pnya kartu kuning. Makanya, kita tidak pernah menyangka kalau pelaku sampai nekat mengahabisi korban, walau memang korban ini sudah sangat sering datangi pelaku, terakhir saya tahu mereka cek cok lagi, saat lebaran tahun lalu," ungkap Ketua RT 5, Ashadi (35), Senin (13/3/2017).
Permasalahan yang selalu diungkit yakni, tentang bambu yang tidak diketahui milik siapa, pasalnya bambu kuning itu berada di lahan milik Pemprov Kaltim yang berarti bukan milik korban maupun milik pelaku.
Sekitar dua tahunan lalu, pelaku menjual bambu itu, hal itulah yang membuat korban tidak terima, karena menganggap bambu itu merupakan miliknya.
"Kalau kejadian ini saya belum tahu masalahnya apa, tapi yang jelas sejak lama mereka kerap konflik karena masalah bambu itu. Korban memang tidak bisa diajak untuk bermusyawarah atau diajak bicara, hanya pelaku ini yang nyambung kalau diajak bicara," tuturnya.
Untuk saat ini, istri dan anak pelaku diminta untuk mengungsi terlebih dahulu, sampai akhirnya kondisi disekitar kejadian kembali kondusif.
"Saya minta untuk ngungsi dulu, kalau bisa pindah saja, untuk keselamatan juga," ungkapnya. (*)