Cuaca Ekstrim, Petani Jeruk di Purbalingga Gagal Panen
Petani buah jeruk di Desa Karangcengis, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, tengah menanggung rugi.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Petani buah jeruk di Desa Karangcengis, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, tengah menanggung rugi.
Mereka tak bisa menikmati hasil panen buah tersebut.
Musim panen kali ini di luar prediksi Yerman, seorang petani jeruk.
Semestinya saat ini adalah musim panen raya di desanya.
Sayang, Yerman harus gigit jari lantaran tanaman jeruknya banyak yang tak berbuah.
"Cuaca ekstrem mempengaruhi pertumbuhan pohon jeruk. Tanaman jeruk telat berbuah. Buahnya juga jarang dan terserang hama, jadi kami gagal panen," keluh dia, Senin (20/3/2017).
Jika cuaca sedang normal, kebun yang ditanami 100 tanaman jeruk miliknya biasa menghasilkan 1 ton sekali panen.
Satu kilogram jeruk dihargai Rp 10 ribu oleh tengkulak.
Cuaca ekstrem disebut Yerman berdampak pada kerusakan tanaman akibat serangan hama.
Batang tanaman banyak dijangkiti jamur sehingga membuat busuk.
Karena membusuk, batang itu tak mampu menghasilkan tunas.
"Jika sudah begitu, solusinya batang harus dipotong agar penyakit tak menyebar," papar dia.
Hama juga menyerang buah yang sedang tumbuh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.