Umat Hindu Bersihkan Diri Lewat Nyepi
Sejak sebelum pukul 06.00, ratusan orang berpakaian adat Bali tampak mulai berdatangan di candi yang lokasinya ada di perbatasan DIY
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Langit berwarna biru cerah dan awan putih tipis tampak memayungi kawasan Candi Prambanan, Senin (27/3) pagi.
Sejak sebelum pukul 06.00, ratusan orang berpakaian adat Bali tampak mulai berdatangan di candi yang lokasinya ada di perbatasan DIY dan Jawa tengah tersebut.
Kebetulan, Sabtu kemarin memang digelar prosesi Tawur Agung Kesanga di Kimpleks Candi Prambanan. Acara ini selalu digelar sebagai bagian dari perayaan hari raya Nyepi yang jatuh pada Selasa (28/3).
Tak hanya berasal dari DIY, umat Hindu yang mengikuti proses Tawur Agung ini juga berasal dari Jawa Tengah dan sekitarnya. Selain itu, prosesi Tawur Agung ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, yang ingin menyaksikan prosesi Tawur Agung Kesanga.
Revi Sulistyo (29) misalnya. Ia mengaku sengaja datang dari Boyolali ke Candi Prambanan hanya untuk melihat prosesi Tawur Agung.
"Penasaran, soalnya sudah lama juga ingin liat (Tawur Agung), sekalian hunting foto," ucapnya.
Dari pantauan Tribun Jogja, sejumlah wisatawan asing juga tampak ikut berbaur dengan umat Hindu yang merayakan proses Tawur Kesanga.
Sementara bagi umat Hindu, tujuan utama hari raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan untuk menyucikan Bhuana Alit atau manusia dan Bhuana Agung atau alam semesta. Lalu, Tawur Agung Kesanga bertujuan untuk menyucikan Kala dan segala kekotoran diharapkan sirna.
Harmoni Kebhinekaan
Penyambutan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Hindu 1939 berdasarkan Kalender Caka yang dimulai sejak tahun 78 masehi ini mengusung tema, "Dengan Semangat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 Kita Bangun Harmoni Dalam Kebhinnekaan".
"Harmoni terhadap sesama umat manusia, harmoni dengan sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa, dan harmoni dengan alam semesta," tutur Irjen Pol Ketut Untung Yoga, selaku Ketua Panitia Nyepi Nasional Saka 1939 saat memberi kata sambutan.
Ia menjelaskan hal ini sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana yang berarti tiga penyebab kesejahteraan berlandaskan hubungan harmonis dan persaudaraan sejati.
Kehidupan bahagia damai sejahtera akan tercipta dengan membangun hubungan yang harmonis terhadap Tuhan Yang Maha Esa, membangun hubungan harmonis terhadap sesama makhluk hidup ciptaan Tuhan, dan membangun hubungan harmonis dengan alam.
Untuk acara Tawur Agung Kesanga memiliki tema tersendiri yaitu
"Jadikan Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa Dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI".
Umat beragama
Ketua umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya dalam sambutannya mengajak umat beragama saling berpikir jernih untuk mengatasi suatu masalah agar tidak mudah di pecah belah.
Semangat toleransi ini semakin kentara dengan hadirnya Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X (PA-X) dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir di acara tersebut. PA X selain memberikan ucapan selamat juga mendoakan agar umat Hindu mendapatkan kesejahteraan.
"Semoga di tahun ini umat Hindu diberikan kesejahteraan. Acara ini penting dilaksanakan sebagai bentuk penyeimbangan, melepaskan sifat-sifat serakah yang ada di manusia," tutur Wagub DIY.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun menyampaikan salam hormat dan bahagianya kepada seluruh umat Hindu yang sedang menyambut Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan maupun di Indonesia.
"Hari Raya Nyepi ini adalah sebagai sebuah simbol bagaimana manusia bisa kembali melakukan perenungan akan hakekat kemanusiaan," ungkapnya.
Dengan diadakan upacara ini, ia berharap tak hanya umat Hindu yang memperoleh hikmahnya, tetapi juga umat beragama lainnya.
"Bagaimana manusia harus senantiasa menjaga betul lingkungannya, alam di sekelilingnya karena manusia, alam, dan Tuhan itu menjadi satu kesatuan bagaimana kita bisa hidup lebih baik di masa-masa mendatang," ucap Lukman. (trs)