Kompor Berbahan Bakar Sampah Penghasil Energi Listrik Cocok Dipakai di Desa dan Kota
Adanya energi listrik itu ditandai dengan menyalanya kipas angin mini atau blower yang menjadi satu dengan generator listrik
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Eko Sutriyanto
Iseng menjadi modal Ujang, warga Gang Samsi RT 6/1, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, menciptakan kompor berbahan bakar sampah yang tak hanya untuk memasak.
Kompor hasil kreativitas Ujang ini juga menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan itu pun bisa bermanfaat untuk menyalakan lampu, mengisi daya ponsel, dan lainnya.
"Kompor ini baru saya buat sebulan yang lalu," kata Ujang.
Kompor penghasil energi itu dinamainya Hawuko yang merupakan akronim dari hawu (tungku) dan kompor.
Ternyata, kompor itu merupakan modifikasi "kompor sakti" yang telah dirpoduksinya sejak 2009.
Kompor sakti merupakan kompor berbahan bakar sampah yang pembakarannya menggunakan tenaga blower.
"Sebelumnya saya memang mengajarkan pembuatan kompor sakti ke pelosok," kata Ujang yang juga pembina Universitas Kehidupan Otonom.
Ujang mengatakan, listrik yang dihasilkan Hawuko berasal dari panas bara api. Dengan elemen khusus, panas bara api itu dikonversi menjadi energi listrik yang kemudian disalurkan ke generator listrik.
"Dari generator itu ada socket untuk menghubungkan ke alat elektronik seperti ponsel, lampu, dan lainnya," kata Ujang.
Hawuko merupakan kompor yang sederhana. Seperti kompor sakti, bahannya berasal kaleng cat bekas.
Hanya saja, kaleng cat itu dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa menjadi kompor penghasil energi.
Bahan bakar kompornya pun tak menggunakan energi fosil, melainkan cukup dengan sampah kering.
"Prinsipnya sama seperti tungku, cuman untuk menyalakan bara, Hawuko menggunakan blower kecil. Nah blower kecil ini menyala setelah energi panas berubah menjadi energi listrik," kata Ujang. (cis)