Krisna Meninggal karena Kehabisan Darah, 16 Saksi Diperiksa
Kasub Bid Dokpol Bid Dokkes Polda Jateng AKBP Summy Hastry Purwanti mengungkap korban meregang nyawa lantaran kehabisan darah.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Krisna Wahyu Nur Ahmad, siswa SMA Taruna Nusantara yang tewas di kamar B2 barak G17 Jumat (31/3/2017) dini hari lahir dan besar di Jakarta.
Anak pasangan almarhum Kartoto dan Umi Isnaningsih ini merupakan bungsu dari empat bersaudara.
Kakak pertama Krisna, Adam Gaga Pranolo masih kuliah di Jakarta, sedangkan kakak kedunya Karina Cahya bekerja di Palembang.
"Kakak ketiganya kelas dua di sekolah yang sama dengan Mas Krisna," kata Wawan Setiawan (25), pekerja di Jalan Sumarsana nomor 12 RT 3/4 Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jumat (31/3/2017).
Wawan tak begitu mengenal Krisna karena jarang datang ke rumah orangtuanya yang saat ini dihuni pamannya. Krisna tinggal bersama ibunya di Kompleks Hankam nomor 26, Kelapa Dua, Jakarta.
"SD sampai SMP memang di Jakarta, baru SMA-nya di Magelang," kata Wawan.
Sepengetahuan Wawan, Krisna bercita-cita mengikuti jejak ayahnya sebagai tentara atau polisi. Inilah alasan Krisna masuk SMA Taruna Nusantara Magelang.
"Almarhum ayahnya itu pangkat terakhir Mayjen," kata Wawan.
Baca: Temukan Pisau di Lemari Siswa, Polisi Menduga Krisna Dibunuh Rekannya
Saat ditemukan ada luka tusuk benda tajam di leher Krisna. Kematian korban menyebar melalui pesan singkat.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMA Taruna Nusantara Magelang meninggal di kamar asrama, tepatnya Barak G17 Kompleks SMA Taruna Nusantara Magelang, Jumat, (31/3/2017) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Djarod Padakova mengatakan, hingga berita ini ditulis, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.
Belum diketahui pula jumlah pelaku pembunuhan itu tunggal atau berkelompok.
"Kami masih menunggu hasil tes dna pelaku. Data-data sudah kami kirim ke Jakarta tadi sore," terangnya, saat ditelepon Tribun Jateng, pukul 21.45 WIB.