Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksikan Warga Korban Longsor di Ponorogo: Suaranya Sangat Keras, Kaki Saya Gemetar

"Suaranya sangat keras seperti suara pesawat," kata Marmi (50), warga Dukuh Tangkil, Desa Banaran

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kesaksikan Warga Korban Longsor di Ponorogo: Suaranya Sangat Keras, Kaki Saya Gemetar
ISTIMEWA
Relawan memantau lokasi bencana tanah longsor yang menimbun puluhan rumah di Dukuh Tingkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu ( 1 / 4 / 2017) 

Sumanto mengatakan, sehari sebelum kejadian, kakaknya sempat mengucapkan keinginannya untuk memanen jahe padahal belum waktunya dipanen.

"Jahenya itu belum waktunya dipanen. (Katanya) daripada terkena longsor, mending dipanen saja," tutur Sumanto menirukan ucapakan kakaknya.

Sumanto mengatakan, sebenarnya oleh petugas BPBD Ponorogo, warga diimbau agar tidak beraktivitas di sekitar tebing karena masuk dalam zona bernahaya. Namun, imbauan dari BPBD Ponorogo tidak diikuti warga.

Kesedihan juga menyelimuti, Wiyoto (35). Petani yang tinggal di Dukuh Krajan ini, kehilangan istrinya Pita (30) dan anaknya Alda (6).

Ditemui di rumah kepala Desa Banaran, yang posko pengungsian, Wiyoto tampak sangat terpukul. Ia hanya tiduran di lantai sambil menutupi matanya menggunakan tangan kanannya.

"Anak dan istrinya hilang, tertimbun longsoran," kata Patmi (56), ibu kandung Wiyoto.

Patmi mengatakan, menurut penuruturan tetangganya, saat kejadian, cucunya Alda (6) sedang bermain di rumah, sedangkan menantunya, Pita (30), sedang mencuci baju. Sementara itu, Wiyoto sedang berada di hutan mencari rumput.

Berita Rekomendasi

Sumber: Surya Online

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas