Kasihan, Anak Tukang Becak Ini Mengidap Tumor Otak
Yuliati (17) warga Jalan Hang Tuah RT 005 RW 008 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal terbaring lemas di ranjang RSUD Kardinah
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM,TEGAL- Yuliati (17) warga Jalan Hang Tuah RT 005 RW 008 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal terbaring lemas di ranjang RSUD Kardinah Kota Tegal.
Ia divonis dokter mengidap penyakit tumor otak (craniopharyngeal).
Meskipun sudah berusia 17 tahun, Yuliati masih duduk di bangku kelas 6 Kejar Paket A Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Tegal.
Badannya tidak seperti remaja seumurannya. Akibat penyakit itu, perkembangan tubuhnya juga terganggu.
Buah hati pasangan Sudirah dan Toipah itu mengalami tumor otak yang mengakibatkan cairan otak menjadi berlebih dan menekan otak sehingga terjadi pembengkakan atau pembesaran otak.
"Adanya cairan berlebih dan menekan otak dapat mengakibatkan pembesaran kepala atau kondisi hidrocepalus," kata Direktur RSUD Kardinah, Abdal Hakim Tohari dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/4/2017).
Menurutnya, pengananan yang akan dilakukan harus melalui tindakan operasi bedah saraf, yang mana cairan yang berlebihan di otak akan dialirkan keluar melalui tabung selang ke rongga perut.
Rencananya tindakan tersebut akan dilakukan pada Kamis (6/4/2017) besok.
Namun diungkapkan Tohari, penanganan tersebut bukan untuk menangani tumornya namun bersifat untuk mengurangi keluhan rasa sakit akibat cairan otak yang terus menumpuk.
Untuk penanganan tumornya akan dilakukan dengan cara lain yakni melalui teknik radioterapi.
Ia menuturkan, orangtua Yuliati merupakan warga tidak mampu. Sang ayah kesehariannya menarik becak sekaligus memungut sampah. Sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.
Walikota Tegal, Siti Masitha Soeparno menjenguk Yuliati beberapa waktu yang lalu. Masitha mengungkapkan keprihatinanya atas apa yang terjadi pada salah satu warganya.
Pemkot juga memberikan tali asih berupa uang tunai serta bingkisan sembako yang diterima orangtua Yuliati.
"Orangtua Yuliati tidak perlu memikirkan biaya rumah sakit. Setelah sembuh, Yuliati juga harus sekolah lagi," ucap Masitha. (*)