Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Desa Sungkung Meminta Presiden Jokowi Bangun Akses Jalan

"Satu setel seragam sekolah di tempat kami sekitar Rp 300 ribu dan orang-orang yang tidak mampu tentu tidak mampu membeli."

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Y Gustaman
zoom-in Warga Desa Sungkung Meminta Presiden Jokowi Bangun Akses Jalan
Repro Kompas TV
Perjalanan menuju Desa Sungkung di Bengkayang, Kalimantan Barat, melalui medan berat karena akses jalan begitu buruk. REPRO KOMPAS TV 

Tak hanya harga seragam sekolah yang mahal, kebutuhan hidup di Sungkung juga mahal. Harga per sak semen di Sungkung Rp 450 ribu. Harga tersebut tersedot untuk ongkos angkut.

Warga Sungkung sangat berharap Presiden Jokowi segera membangunkan akses jalan ruas Sungkung- Entikong. Bisa juga membangun jalan dan dihubungkan dengan jalan paralel.

Di tengah keterbatasan akses jalan warga Desa Sungkung sangat tertolong oleh hasil perkebunan mereka berupa sahang atau lada dan padi.

Selama ini lada menjadi pilihan lantaran hasil jualnya cukup menjanjikan, sehingga dapat menopang perekonomian warga di Desa Sungkung.

Siswa SDN 04 Sungkung berfoto bersama usai menerima paket bantuan Presiden RI, di halaman sekolah, Senin (9/4/2017) pagi. TRIBUN PONTIANAK/TITO RAMADHANI
Siswa SDN 04 Sungkung berfoto bersama usai menerima paket bantuan Presiden RI, di halaman sekolah, Senin (9/4/2017) pagi. TRIBUN PONTIANAK/TITO RAMADHANI (Tribun Pontianak/Tito Ramadhani)

Ia mencontohkan jika harga lada di Entikong sebesar Rp 100 ribu, di Sungkung sekitar Rp 50 ribu, jadi separuhnya adalah untuk ongkos angkut.

"Masyarakat kami sebenarnya bukan miskin, tetapi karena akses jalan ini tidak ada. Ini yang menyebabkan masyarakat kami menjadi miskin," ia menegaskan.

Warga Desa Sungkung tak kalah khawatir karena beredar informasi tanah yang mereka tinggali masuk kawasan konservasi hutan lindung. Sehingga menghambat pembangunan akses jalan.

Berita Rekomendasi

Harapan mereka dalam waktu dekat agar Presiden Jokowi memberikan kepastian status hutan lindung di daerah Sungkung. Dengan begitu warga tahu apakah mereka tinggal di kawasan konservasi atau tidak.

"Kalau dikatakan hutan lindung di sana sudah tidak ada lagi hutan, yang ada perumahan penduduk, perkebunan dan ladang-ladang penduduk," begitu cerita Deo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas