Konflik Keraton Solo, Penggeledahan, Pengurungan hingga Isu Pengancaman
Keraton Solo tengah dalam penjagaan ketat Polda Jawa Tengah. Tidak sembarang orang dapat masuk di area keraton hingga puncak perayaan jumenengan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Putri Raja Keraton Solo, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, mengaku mendapatkan ancaman dari Ketua Tim Lima, KGPH Benowo.
Timoer mengaku telah diancam oleh ketua yang memimpin tim bentukan sang ayah, Paku Buwono (PB) XIII.
"Pressure (tekanan) nya luar biasa, ancamannya ada, tapi nanti saja lah," katanya saat dihubungi wartawan, Minggu (16/4/2017) sore.
Timoer tidak mengungkap ancaman yang dimaksud. Namun dia tetap teguh enggan meninggalkam keputren yang merupakan kediaman putri-putri raja itu.
Timoer adalah sekian orang di antara abdi dalem atau pengabdi kerajaan yang masih bertahan di area dalam Keraton Solo hingga Minggu (16/4/2017) sore.
Seperti yang telah terjadi sejak Sabtu (15/4/2017) malam, strerilisasi dan pengosongan Keraton Solo dilakukan oleh Polda Jawa Tengah karena ada permohonan PB XIII.
PB XIII akan melakukan rangkaian persiapan jumenengan atau peringatan naik tahta dengan ritual.
Menurutnya, secara adat sebagai anak raja berhak untuk tinggal di keputren.
"Kalaupun ada pengusiran dan pengosongan harus atas dasar putusan pengadilan," tegasnya.
"Itu yang membuat aparat mundur dan tidak berani mengusir saya lagi," imbuhnya.
Pihaknya belum tahu langkah selanjutnya yang akan dilakukan terkait kejadian ini.
Seperti diberitakan, Keraton Solo tengah dalam penjagaan ketat Polda Jawa Tengah.
Tidak sembarang orang dapat masuk di area keraton hingga puncak perayaan jumenengan 22 April 2017 mendatang.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah didukung Polres Kota Solo menggeledah Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu (15/4/2014).