Cerita Ersa Petugas ATC, Tidur di Tower Hingga Salah Panggil Pesawat
Menjadi pengatur lalu lintas pesawat di bandara atau Air Traffic Controller mungkin tak pernah ada dalam benak Ersa.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Sugiyarto
"Respon harus bagus, semua alat indera bekerja. Kami dituntut mengambil keputusan paling lambat tiga detik, jika lebih dari itu, bisa menghambat penerbangan," ujarnya.
Saking pentingnya pekerjaan seorang ATC, mereka harus benar-benar fokus pada kerjaannya, tak boleh ada pikiran lain saat bekerja. Jika tidak, bisa mengakibatkan kesalahan, seperti yang Ersa pernah alami.
"Saya pernah tuh salah panggil pesawat, maksudnya panggil Garuda, eh malah sebut Lion. Tapi langsung kami perbaiki, kalau pilotnya paling cuma diam atau minta diulang perintahnya," kata Ersa sambil tertawa.
Bagi Ersa, memandu pesawat seperti memegang nyawa ratusan bahkan ribuan orang, salah sedikit saja bisa fatal.
"Kami memandu pesawat yang ada ratusan penumpang di dalamnya, nyawa orang ada di tangan kita, jadi tak boleh ada kesalahan fatal, harus konsentrasi," kata dia.
Ersa juga harus kuat menahan kantuk ketika harus bekerja tengah malam. Ia bahkan menginap di tower ATC bersama rekan-rekannya demi memastikan pesawat-pesawat dapat terbang dan mendarat dengan selamat.
"Jika shift malam yah harus nginap di sini," pungkasnya.
Memaknai hari Kartini, Ersa mengatakan semua perempuan saat ini sudah dapat menimba ilmu sebebas-bebasnya, karena perempuan berpendidikanlah yang akan nelahirkan generasi yang berpendidikan pula.
"Perempuan sekarang itu sudah hebat, apalagi semua perempuan bisa menimba ilmu setara lelaki. Pendidkan bagi perempuan itu perlu karena semua generasi muda dimulai dari ibu. Artinya Ibu harus memilik pendidikan," tutup dia. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.